Sebagaimana yang sudah dipahami, yang namanya tokoh sentral kehidupan di alam raya ini adalah manusia, bukan alien, gendruwo, wewegombel, banaspati ataupun sundel bolong. Manusia diiringi oleh dua kekuatan makhluk, yakni malaikat sebagai suporter kebaikan serta syetan sebagai suporter keburukan. Kedua energi negatip dan positip ini setiap detiknya mempengaruhi keputusan manusia untuk beramal. Apakah amal baik ataukah amal jelek.
Di dalam menjalani amal kebaikan, manusia akan selalu dihalangi dan dimusuhi oleh setan dan wadyabalanya. Trik dan tipu daya setan itu banyak macam dan banyak ragam. Dari setan kelas kroco sampai setan kelas pejabat eselon satu. Nah, berikut ini beberapa jurus yang biasa setan gunakan untuk menjlomprongkan manusia.
1. Jurus Pertama. Ini jurus klasik. Pelaksananya setan kelas teri. Tugasnya simpel, yakni menghalangi manusia dari taat pada aturan Allah. Jadi pokoknya cuma menghalangi dan mbujuki biar manungso gak usah njalani ngibadah. Jurus paling ringan ini saja bisa menjaring banyak pengikut sampai sak hoha kok. Jika kita mendengar omongannya kang Kerto Gentho(nama setan kelas teri yg mbujuki) hihihi, macem begini, “Halah, ngapain sholat dan sedekah. Buang-buang waktu dan duit saja. Mendingan waktunya dipakai buat yang produktip.” Maka sebenarnya dia itu sedang dijerat oleh setan kelas teri itu. Kalo kita di kelas ini saja keok, yo wis lah. Berarti kelas kita cuma kelas teri. Sama setan level pra TK saja mblangsak, oalaahh..jan ga maen blas.
2. Jurus Kedua. Setan level ini menggoda manungso yang bertekad mau beramal dan gak mau dihalangi. Nah setannya nuruti saja niat baiknya. Tapi secara halus dibujuki agar manungso mau “menunda” niat baiknya itu. Setannya mbisiki, “Udahlah sholat, sedekah, dan haji itu memang bagus sih. Tapi entar aja lah. Kamu kan masih muda, itu paling bagus dipakai ndugem saja. Ntar kalo sudah tua bertobat. Amal manusia kan yang penting gimana akhir hayatnya. Daripada sekarang ngamal sholeh trus pas tuwek ngekek malah maksiat… akhirnya neraka juga kan.” Bujukan setan kelas ini menghasilkan manungso yang kalo diajak ngamal selalu bilang, “Yah, entar kalo sudah saatnya kan njalani juga. Sedekah entar saja kalo sudah nerima rapelan… lha kalo munggah kaji besok saja kalo anak cucu wis dadi uwong.” Emange saiki isih kunyuk…?? Korban jurus kedua ini juga gak kalah banyak. Mungkin kita salah satu di antaranya. Di level kecil korbannya adalah orang yang suka menunda sholat sampai mepet hampir habis waktunya, subuh kesiangan, dlsb.
3. Jurus Ketiga. Kalo jurus kedua itu sifatnya menunda, maka jurus ketiga ini si setan justru malahan mendorong agar manusia cepat-cepat menjalani beramal sholeh. Weleh, jos tenan. Setan kelas ini levelnya sudah mengarah kepada level khusus. Mbujuki agar manusia cepet-cepet nglakoni amal itu tentu saja dengan konotasi ala setan. Yakni cepet-cepet dalam artian buru-buru. Sehingga karena buru-burunya sang manusia belum siap ilmunya. Maka beramallah dia dengan tanpa ngelmu. Sholatnya tanpa ilmu yang cukup, akhirnya belepotan, taklid ikut-ikutan, pokoke ngene. Hajinya tanpa kesiapan ilmu, akhirnya cuma plesir pake kemben putih, trus tahu-tahu pulang dipanggil pak kaji dan bu hajah setelah bagi-bagi tasbeh dan sajadah dicampur air zam-zam. Sudah haji tapi sholat maghrib berapa rokangat ga hapal, hihihi. Semua berawal dari ketergesaan dan ketidak siapan ilmu akibat diburu-buru setan untuk segera beramal. Yang bener, segeralah beramal tapi dengan langkah yang tepat, tidak usah buru-buru. Lantas dipelajari ngelmunya secara bertahap agar amalnya dilandasi ilmu yang mantabh…
4. Jurus Keempat Jurus ini dipakai setan buat orang yang sudah tak mempan lagi dihalangi dan ditunda amalnya, Serta sudah melandasi amalnya dengan ilmu sebaik-baiknya. Maka jurus yang dilancarkan adalah menyerang sisi keniatan si pelaku amal. Segala amal ibadah itu harusnya ikhlas. Tapi si setan membelokkan keniatan itu kepada niat-niat yang tujuan akhirnya adalah makhluk. Maka disini setan nyebar pirus yang namanya riya’. Yakni ngamal sholeh untuk pamer dan dilihat manusia. Nyumbang masjid gak puas kalo gak dijepret kamera trus dipublikasikan di semua media. Nyumbang anak yatim gak mantabh kalo gak dipilem dan dipidiokan trus disiarkan di tipi. Tampak mesam-mesem puas melihat dirinya muncul di media sedang mbagi-mbagi rejeki, sekaligus menaikkan citra baiknya yang merupakan kredit point positip bagi kelangsungan karirnya. Selain pirus riya’, si setan juga menebar bakteri sum’ah. Sum’ah ini gak mau amalnya dipertontonkan, gak seneng amalnya dilihat orang. Bahkan seringkali nyumbang dengan nilai besar trus ID nya cuma disebut “Hamba Allah di Bumi Allah”. Tapi ketika dia mendengar orang-orang membicarakan kebaikan si “Hamba Allah di Bumi Allah” itu, hatinya berbunga, bangga, menikmati pujian itu dengan berkata pada dirinya sendiri, “Ha wong aku kok… Gitu lho amalan yang ikhlas. Hanya Allah yang tahu, orang gak tahu… ya persis kayak aku ini.” Itulah bakteri sum’ah, bukan seneng diperlihatkan amalnya tapi senengnya jika diperdengarkan amalnya. Disebut-sebut amalnya meskipun anonymouse. Kedua-duanya merusak niat ikhlas kita.
5. Jurus kelima Di level ini jurusnya mangkin maut. Targetnya adalah manusia yang gak bisa dihalangi, ditunda dan diburu-buru untuk beramal, trus berusaha ikhlas. Jadi untuk manungso yang sudah setengah sumeleh, maka dikirimlah setan jenis pengglembuk ulung. Setan level ini mbisiki pada manusia, “Wah, sampeyan itu manungso langka lho. Mau ngamal sholeh, masih muda, ilmunya tinggi, lillahi ta'ala.. jarang lho ada manungso macem sampeyan. Yang lain-lainnya itu kan cuma kutu kucing, gak ada apa-apanya dibanding sampeyan yang sudah sumeleh.” Dipuji-puji sama setan setinggi langit lapis sembilan, sehingga melenakan. Akhirnya si manusia kemasukan sipat ujub. Mengherani diri sendiri, menganggap dirinya hebat dan mumpuni. Merasa amalnya sudah sak ikrak tumplak. Jauh dari neraka dan sudah bertetangga dengan surga. Sifat ujub ini melalaikan dan membinasakan. Seyogyanya semua pelaku amal sholeh mau meniadakan dirinya di hadapan Allah. Karena sebenarnya Allah lah yang memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga manusia bisa dan mau menjalani amal ibadah. Kita lemah gak bisa apa-apa tanpa pertolongan Allah swt. Tapi dasar setan… manungso diglembuk, dielus-elus trus dikepruk. Sing dikepruk malah jegegas-jegeges gak ngrasa..piye tho.
6. Jurus Keenam...... Kalo ada manusia yang bisa ngamal, gak menunda amal, berilmu, trus bisa pasrah sumeleh serta yakin bahwa amalnya itu semata-mata atas pertolongan Allah dan ikhlas lilahi ta'ala, maka dikirimlah setan level advance. Level keenam ini si setan mencari celah. Dibiarkannya lima setan kroco dibawahnya njengkang kalah. Tapi dia jeli dan memanfaatkan momen. Ketika ada kesempatan masuklah dia. Yakni dengan cara membangkitkan emosi si manusia sehingga dia mengungkit amalnya. Mengungkit amalan yang sudah dikerjakan akan menghancurkan pahala amal. Ibarat sudah mbangun gedung sampai jadi, tahu-tahu dibom sampe hancur oleh si pembangunnya. Biasanya mengungkit amalan dilakukan di saat manusia lengah. Misalnya, ada orang sudah ditulungi, tahu-tahu melakukan perbuatan yang menyinggung dirinya. maka akan muncul ucapan-ucapan yang mengungkit kebaikannya. Macem gini : “Oalah, dulu kalo kamu gak saya openi, kamu masih kere di jalanan. Kalo nggak ditulungi kamu mesti masih ngemis-ngemis. dasar ga tau balas budik.” “Masjid itu kalo saya gak rintis pembangunannya gak bakalan berdiri tuh. Ha wong orang-orang sini katro semua.” “halah tiwas tak tulungi… ha kok sekarang malah gak tahu terimakasih. Kalo kamu dulu gak ditulungi jadi apa kamu sekarang.” Dan masih banyak sekali contoh-contoh yang serupa. Jadi hendaknya yang namanya amal itu ya harus ikhlas ketika sebelum beramal, saat beramal dan sesudah beramal. Trus dijaga sampe mati. Di lepel ini memang mangkin berat. Setannya juga bukan sembarang setan. Sebenarnya masih ada beberapa jurus yang belum simbah sampaikan (simbah bo'). Tapi sementara sampai disini dulu. Lha sudah kepanjangan, entar capek nyekrolnya sampai ndlosor ke bawah. Semoga kita bisa terhindar dari trik dan tipu daya setan. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang dijaga dari godaan setan.
1. Jurus Pertama. Ini jurus klasik. Pelaksananya setan kelas teri. Tugasnya simpel, yakni menghalangi manusia dari taat pada aturan Allah. Jadi pokoknya cuma menghalangi dan mbujuki biar manungso gak usah njalani ngibadah. Jurus paling ringan ini saja bisa menjaring banyak pengikut sampai sak hoha kok. Jika kita mendengar omongannya kang Kerto Gentho(nama setan kelas teri yg mbujuki) hihihi, macem begini, “Halah, ngapain sholat dan sedekah. Buang-buang waktu dan duit saja. Mendingan waktunya dipakai buat yang produktip.” Maka sebenarnya dia itu sedang dijerat oleh setan kelas teri itu. Kalo kita di kelas ini saja keok, yo wis lah. Berarti kelas kita cuma kelas teri. Sama setan level pra TK saja mblangsak, oalaahh..jan ga maen blas.
2. Jurus Kedua. Setan level ini menggoda manungso yang bertekad mau beramal dan gak mau dihalangi. Nah setannya nuruti saja niat baiknya. Tapi secara halus dibujuki agar manungso mau “menunda” niat baiknya itu. Setannya mbisiki, “Udahlah sholat, sedekah, dan haji itu memang bagus sih. Tapi entar aja lah. Kamu kan masih muda, itu paling bagus dipakai ndugem saja. Ntar kalo sudah tua bertobat. Amal manusia kan yang penting gimana akhir hayatnya. Daripada sekarang ngamal sholeh trus pas tuwek ngekek malah maksiat… akhirnya neraka juga kan.” Bujukan setan kelas ini menghasilkan manungso yang kalo diajak ngamal selalu bilang, “Yah, entar kalo sudah saatnya kan njalani juga. Sedekah entar saja kalo sudah nerima rapelan… lha kalo munggah kaji besok saja kalo anak cucu wis dadi uwong.” Emange saiki isih kunyuk…?? Korban jurus kedua ini juga gak kalah banyak. Mungkin kita salah satu di antaranya. Di level kecil korbannya adalah orang yang suka menunda sholat sampai mepet hampir habis waktunya, subuh kesiangan, dlsb.
3. Jurus Ketiga. Kalo jurus kedua itu sifatnya menunda, maka jurus ketiga ini si setan justru malahan mendorong agar manusia cepat-cepat menjalani beramal sholeh. Weleh, jos tenan. Setan kelas ini levelnya sudah mengarah kepada level khusus. Mbujuki agar manusia cepet-cepet nglakoni amal itu tentu saja dengan konotasi ala setan. Yakni cepet-cepet dalam artian buru-buru. Sehingga karena buru-burunya sang manusia belum siap ilmunya. Maka beramallah dia dengan tanpa ngelmu. Sholatnya tanpa ilmu yang cukup, akhirnya belepotan, taklid ikut-ikutan, pokoke ngene. Hajinya tanpa kesiapan ilmu, akhirnya cuma plesir pake kemben putih, trus tahu-tahu pulang dipanggil pak kaji dan bu hajah setelah bagi-bagi tasbeh dan sajadah dicampur air zam-zam. Sudah haji tapi sholat maghrib berapa rokangat ga hapal, hihihi. Semua berawal dari ketergesaan dan ketidak siapan ilmu akibat diburu-buru setan untuk segera beramal. Yang bener, segeralah beramal tapi dengan langkah yang tepat, tidak usah buru-buru. Lantas dipelajari ngelmunya secara bertahap agar amalnya dilandasi ilmu yang mantabh…
4. Jurus Keempat Jurus ini dipakai setan buat orang yang sudah tak mempan lagi dihalangi dan ditunda amalnya, Serta sudah melandasi amalnya dengan ilmu sebaik-baiknya. Maka jurus yang dilancarkan adalah menyerang sisi keniatan si pelaku amal. Segala amal ibadah itu harusnya ikhlas. Tapi si setan membelokkan keniatan itu kepada niat-niat yang tujuan akhirnya adalah makhluk. Maka disini setan nyebar pirus yang namanya riya’. Yakni ngamal sholeh untuk pamer dan dilihat manusia. Nyumbang masjid gak puas kalo gak dijepret kamera trus dipublikasikan di semua media. Nyumbang anak yatim gak mantabh kalo gak dipilem dan dipidiokan trus disiarkan di tipi. Tampak mesam-mesem puas melihat dirinya muncul di media sedang mbagi-mbagi rejeki, sekaligus menaikkan citra baiknya yang merupakan kredit point positip bagi kelangsungan karirnya. Selain pirus riya’, si setan juga menebar bakteri sum’ah. Sum’ah ini gak mau amalnya dipertontonkan, gak seneng amalnya dilihat orang. Bahkan seringkali nyumbang dengan nilai besar trus ID nya cuma disebut “Hamba Allah di Bumi Allah”. Tapi ketika dia mendengar orang-orang membicarakan kebaikan si “Hamba Allah di Bumi Allah” itu, hatinya berbunga, bangga, menikmati pujian itu dengan berkata pada dirinya sendiri, “Ha wong aku kok… Gitu lho amalan yang ikhlas. Hanya Allah yang tahu, orang gak tahu… ya persis kayak aku ini.” Itulah bakteri sum’ah, bukan seneng diperlihatkan amalnya tapi senengnya jika diperdengarkan amalnya. Disebut-sebut amalnya meskipun anonymouse. Kedua-duanya merusak niat ikhlas kita.
5. Jurus kelima Di level ini jurusnya mangkin maut. Targetnya adalah manusia yang gak bisa dihalangi, ditunda dan diburu-buru untuk beramal, trus berusaha ikhlas. Jadi untuk manungso yang sudah setengah sumeleh, maka dikirimlah setan jenis pengglembuk ulung. Setan level ini mbisiki pada manusia, “Wah, sampeyan itu manungso langka lho. Mau ngamal sholeh, masih muda, ilmunya tinggi, lillahi ta'ala.. jarang lho ada manungso macem sampeyan. Yang lain-lainnya itu kan cuma kutu kucing, gak ada apa-apanya dibanding sampeyan yang sudah sumeleh.” Dipuji-puji sama setan setinggi langit lapis sembilan, sehingga melenakan. Akhirnya si manusia kemasukan sipat ujub. Mengherani diri sendiri, menganggap dirinya hebat dan mumpuni. Merasa amalnya sudah sak ikrak tumplak. Jauh dari neraka dan sudah bertetangga dengan surga. Sifat ujub ini melalaikan dan membinasakan. Seyogyanya semua pelaku amal sholeh mau meniadakan dirinya di hadapan Allah. Karena sebenarnya Allah lah yang memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga manusia bisa dan mau menjalani amal ibadah. Kita lemah gak bisa apa-apa tanpa pertolongan Allah swt. Tapi dasar setan… manungso diglembuk, dielus-elus trus dikepruk. Sing dikepruk malah jegegas-jegeges gak ngrasa..piye tho.
6. Jurus Keenam...... Kalo ada manusia yang bisa ngamal, gak menunda amal, berilmu, trus bisa pasrah sumeleh serta yakin bahwa amalnya itu semata-mata atas pertolongan Allah dan ikhlas lilahi ta'ala, maka dikirimlah setan level advance. Level keenam ini si setan mencari celah. Dibiarkannya lima setan kroco dibawahnya njengkang kalah. Tapi dia jeli dan memanfaatkan momen. Ketika ada kesempatan masuklah dia. Yakni dengan cara membangkitkan emosi si manusia sehingga dia mengungkit amalnya. Mengungkit amalan yang sudah dikerjakan akan menghancurkan pahala amal. Ibarat sudah mbangun gedung sampai jadi, tahu-tahu dibom sampe hancur oleh si pembangunnya. Biasanya mengungkit amalan dilakukan di saat manusia lengah. Misalnya, ada orang sudah ditulungi, tahu-tahu melakukan perbuatan yang menyinggung dirinya. maka akan muncul ucapan-ucapan yang mengungkit kebaikannya. Macem gini : “Oalah, dulu kalo kamu gak saya openi, kamu masih kere di jalanan. Kalo nggak ditulungi kamu mesti masih ngemis-ngemis. dasar ga tau balas budik.” “Masjid itu kalo saya gak rintis pembangunannya gak bakalan berdiri tuh. Ha wong orang-orang sini katro semua.” “halah tiwas tak tulungi… ha kok sekarang malah gak tahu terimakasih. Kalo kamu dulu gak ditulungi jadi apa kamu sekarang.” Dan masih banyak sekali contoh-contoh yang serupa. Jadi hendaknya yang namanya amal itu ya harus ikhlas ketika sebelum beramal, saat beramal dan sesudah beramal. Trus dijaga sampe mati. Di lepel ini memang mangkin berat. Setannya juga bukan sembarang setan. Sebenarnya masih ada beberapa jurus yang belum simbah sampaikan (simbah bo'). Tapi sementara sampai disini dulu. Lha sudah kepanjangan, entar capek nyekrolnya sampai ndlosor ke bawah. Semoga kita bisa terhindar dari trik dan tipu daya setan. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang dijaga dari godaan setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar