Rabu, 11 Januari 2012
UNTUKMU YANG AKU PANGGIL SEBAGAI PEMILIK HATIKU
Kolaborasi Sri W. Priambodo & Riko Iswandi
Sungguh apapun tak kan bisa palingkan aku dari kekasih hatiku
jika terpaksa harus pergi, aku akan tetap menoleh padanya
pandanganku pasti padanya ketika tubuh menjauh darinya
ibarat orang yang berjuamg melawan arus yang menenggelamkan
Jika seandainya kau tantang aku , mungkinkah aku menembus angkasa
pasti ya jawabku, dan aku tahu tangga menuju kesana.
Sungguh apapun tak kan bisa palingkan aku dari kekasih hatiku
jika terpaksa harus pergi, aku akan tetap menoleh padanya
pandanganku pasti padanya ketika tubuh menjauh darinya
ibarat orang yang berjuamg melawan arus yang menenggelamkan
Jika seandainya kau tantang aku , mungkinkah aku menembus angkasa
pasti ya jawabku, dan aku tahu tangga menuju kesana.
DUHAI SUAMIKU
Kadangkala mungkin tergambar di benak
fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi
pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu
denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci,
limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun
berubah menjadi ketegangan.
Suamiku…..
Suamiku…..
RINDU ITU PUN TERTEBUS
Ada seorang pemuda gagah yang turut berjihad bersama pasukan Islam.
Selama perjalanan, pemuda itu tetap berpuasa di siang hari dan tak lepas
dari sholat di malam hari. Bahkan dia juga melayani kebutuhan pasukan
dan ikut berjaga-jaga bila semua tidur. Hingga sampailah pasukan itu
sampai di perbatasan Romawi.
Menjelang pertempuran, pasukan Islam beristirahat di suatu tempat. Karena lelah pemuda itu jatuh tertidur. Namun tiba-tiba ia terjaga dan berseru lirih, “Ah, alangkah rindunya aku pada Ainul Mardhiyah”. Orang-orang yang mendengarnya terheran-heran dan mengira pemuda itu mengingau. “Siapakah Ainul Mardhiyah itu ?” tanya Abdul Wahid, seorang ulama pejuang, yang mengenal pemuda itu.
Menjelang pertempuran, pasukan Islam beristirahat di suatu tempat. Karena lelah pemuda itu jatuh tertidur. Namun tiba-tiba ia terjaga dan berseru lirih, “Ah, alangkah rindunya aku pada Ainul Mardhiyah”. Orang-orang yang mendengarnya terheran-heran dan mengira pemuda itu mengingau. “Siapakah Ainul Mardhiyah itu ?” tanya Abdul Wahid, seorang ulama pejuang, yang mengenal pemuda itu.
Langganan:
Postingan (Atom)