Sebetulnya Ada dua hal yang diinginkan manusia dalam hidupnya, yaitu 
kesuksesan dan kebahagaiaan. Orang seringkali lupa bahwa kesuksesan dan 
kebahagiaan diri sendiri dipengaruhi oleh orang lain yang paling dekat 
adalah pasangan kita (Suami). Demikian pula dalam kehidupan pernikahan, 
manusia akan diberikan banyak pilihan untuk mengambil keputusan dalam 
bertindak, bersikap, bahkan bersifat. Pengambilan keputusan tersebut 
sangat dipengaruhi oleh pengalaman masalalu yang buruk (sebagian orang 
yang pernah gagal dalam hal membina rumah tangga ) serta kerangka 
berfikir setiap orang yang akan berdampak terhadap konsekwensinya.
Begitu juga Untuk menjadi istri yang mesra atau istri yang biasa-biasa 
saja akan memiliki konsekwensinya sendiri terhadap suami. Keputusan 
untuk menjadi istri yang melayani sepenuh hati akan menghasilkan 
konsekwensi suami yang merasa dilayani dan dihargai. Sebaliknya 
keputusan melayani suami yang tidak optimal menyebabkan suami tidak 
merasa diakui, suami akan berusaha mencari ”akunya” diluar sebagai 
kompensasi kehilangan ”aku” di rumah.
Sementara Kehidupan keluarga 
secara umum tidak akan pernah lepas dari kemelut dan perselisihan, baik 
besar maupun kecil. Dimana perselisihan atau guncangan rumah tangga 
sangat beragam sekali, namun semua pasangan dimanapun tidak akan pernah 
menginginkan adanya hal tersebut terjadi. Yang kita inginkan adalah 
Menjadi wanita idaman dan menjadi istri yang layak untuk dicintai oleh 
pasangan kita. Mungkin sudah cukup sering kita mendengar para ibu-ibu 
mengeluh ” saya sudah ngurus anak, sudah dandan cantik, saya juga pintar
 mencari tambahan ekonomi, dsb, tapi kenapa ko suami saya masih juga 
melirik wanita lain dan tidak betah berada di rumah”? Padahal, itu tidak
 akan terjadi jika kita tahu selahnya sehingga suami pun sayang kepada 
kita. Tidak percaya? Coba saja kiat-kiat berikut ini :