Sabtu, 07 Januari 2012

PESAN RAHASIA DIBALIK GUNUNGAN WAYANG


Siapa yang tidak tahu gunungan dalam pementasan wayang kulit? Semua berpikir gunungan berasal dari tradisi Hindu. Namun riset terbaru menunjukkan gunungan memiliki akar budaya ribuan tahun saat Indonesia adalah sebuah benua di akhir Zaman Es....PENASARAAN??...SIMAK ULASANNYA.....

DAPUR KERIS NUSANTARA


Dapur dalam keris adalah bentuk fisik beserta ricikannya. Dalam dunia perkerisan adalah dapur istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau tipe bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu berdapur Tilam Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut dapurnya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang berluk sebelas. Dalam pemahaman perkerisan dikenal dapur leres (lurus) dan dapur luk (berluk).

KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM JANGKUNG MANGKUNEGARA


Tentang Philosophi Nama Dapur
Oleh: Wawan Wilwatikta

Negara titi tentrem, nagari ingkang panjang punjung pasir wulir loh jinawi gemah ripah karta tur raharja. Negara yang aman tenteram, terkenal karena kewibawaannya, besar dan luas wilayahnya meliputi pegunungan sampai laut, hasil bumi yang melimpah, negara kaya dan rakyat sejahtera. Ungkapan tersebut seringkali kita mendengar dari sang dalang pada saat pementasan wayang kulit. Itulah gambaran keberhasilan kepemimpinan dari seorang raja yang membawa negara menuju kejayaan dan masyarakat yang adil sejahtera. Wujud kepemimpinan seorang pemimpin yang dinantikan bangsa ini sejak lama. 

Jangkung Mangkunegara merupakan dapur keris Luk 3 (tiga) yang mempunyai 8 (delapan) ricikan, yaitu: Kembang Kacang, Lambe Gajah, Jalen, Pijetan, Tikel Alis, Sraweyan, Dua Sogokan berjajar bertemu di ujung bilah, dan Greneng. Kata Jangkung berarti menuntun, melindungi, mengawasi dan menjaga dari kejauhan, sedangkan Mangkunegara dapat berasal dari kata Mangku dan Negara. Mangku yang diartikan menopang/menyangga sedangkan Negara dapat diartikan bumi, wilayah beserta segala yang hidup dan tumbuh di atasnya. Jangkung Mangkunegara mempunyai arti mengatur dan memerintah negara atau wilayah yang menjadi kekuasaannya. Berdasarkan nama tersebut, tersirat makna simbolik terkait dengan suatu ajaran kepemimpinan.

PERAYAAN SEKATEN YANG FENOMENAL


Sekaten atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat) adalah acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad s.a.w. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.

Pada hari pertama, upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi Dalem (punggawa kraton) bersama-sama dengan dua set gamelan Jawa: Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendopo Ponconiti menuju masjid Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit Kraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara dari masjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan ini akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang ke dalam Kraton....Nontoon teruus perayaan sekaten....