Penemuan informasi tentang asal-usul alam semesta dan kehidupan
telah menjadikan konsep informasi ini menjadi begitu penting di dunia modern ini.
Kalangan ilmuwan kini menyadari bahwa jagat raya terbentuk dari
“materi, energi dan informasi,”
dan penemuan ini telah menggantikan filsafat materialistik abad ke-19
yang menyatakan bahwa alam semesta
keseluruhannya terdiri dari “materi dan energi” saja.
Agar lebih jelasnya akan dicoba menjelaskan konsep materi dan energy, dan juga informasi.
- Cahaya adalah partikel atau materi
Penelitian awal yang telah berlangsung ribuan tahun, yang dikokohkan oleh Al Hazen dan Issac Newton,
menyatakan cahaya merupakan butiran-butiran dzarah atau partikel kecil atau materi.
inar adalah gerak dari partikel yang mempunyai kecepatan.
partikel ini merambat melalui suatu media, misalnya air, udara atau media lainnya.
Pemahaman tentang ilmu jiwa pada umumnya baru terbatas sampai tahap ini,
jiwa masih dianggap sebagai materi yang berada dalam raga seseorang.
Ilmu tentang cahaya telah jauh melampaui ini, tetapi ilmu tentang jiwa masih tetap belum berubah.
- Cahaya adalah gelombang
Penelitian selanjutnya (dipelopori oleh Huygens) menyimpulkan cahaya adalah gelombang,
yaitu seperti gelombang pada permukaan air, pada ombak, pada tali yang bergerak,
ada pergerakan energy yang menyebabkan media mengalami pergerakan.
Tetapi teori ini mengalami kesulitan untuk menjelaskan bagaimana cahaya matahari sampai ke bumi,
dimana tidak ada media (hampa udara).
Sebagian ilmu pengetahuan tentang jiwa telah mempelajari ilmu jiwa tentang hal ini yaitu disebut psikology,
tentang efek-efek kejiwaan, emosi dan banyak kaitanya, namun yang dipelajari adalah efeknya saja.
Selanjutnya mulai ada pemahaman bahwa jiwa juga
- Cahaya adalah gelombang elektromagnet
Perkembangan ilmu selanjutnya yang diteliti oleh Faraday dan Maxwell menyimpulkan bahwa
cahaya adalah gelombang elektromagnetis.
Cahaya terpengaruh oleh daya magnet atau medan magnet dan juga terpengaruh oleh medan listrik.
Getar listrik dan magnet atau perubahan salah satu medan ini menjadi medan yang lain akan menimbulkan energy gerak.
Penelitian dewasa ini bahwa tubuh adalah merupakan "biolistrik" dan "biomagnet".
Sehingga perubahan medan magnet dan medan listrik yang besar akan mempengaruhi aktivitas tubuh,
perubahan ini disebut radiasi, sama persis seperti sinar matahari,
yaitu salah satu sinarnya merupakan radiasi bagi daya magnet dan listrik tubuh.
Pemahaman ini sudah banyak merupakan kefahaman bagi sebagian besar manusia,
namun sayang tidak pernah dikaitkan dengan jiwa. Namun selalu dikaitkan dengan "materi tubuh",
misalnya kulit, atau otak, atau syaraf..
Dalam Islam istilah jiwa tidak seperti istilah indonesia yang hanya merupakan "non materi" atau spirit atau sukma,
yang ada hanyalah sebutan "nafs" yaitu meliputi unsur ketubuhan (materi) dan non materi,
segala daya yang meliputi ketubuhan itu.
Maka pelajaran tentang daya magnet dan daya listrik (biolistrik dan biomagnet) tubuh adalah tentang nafs.
- Cahaya adalah paket Energy (Kuantum)
Abad ke 19, Planck melalui penelitian menyimpulkan bahwa cahaya adalah Energy,
yaitu kumpulan energy atau paket-paket (kuantum) energy yang diberi nama Foton (ingat tentang foto atau cahaya).
Energy ini bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari,
ada energy panas, ada energy listrik, ada energy gerak, ada energy nuklir.
Banyak sekali energy yang ada di alam semesta ini.
Namun telah disimpulkan dengan seksama dalam sebuah Hukum kekekalan Energy dan Hukum Kekekalan materi.
Jumlah keseluruhan Energy di alam semesta ini selalu tetap.
Tidak mengalami perubahan. Artinya Enegry itu hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Sebuah kesimpulan mereka.
Tidak ada satupun di alam semesta ini yang bisa menciptakan energy ini.
Energy ini tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan.
Karena energy ini adalah alam ini sendiri.
Logika sederhana kita kalau tidak ada satupun di alam ini yang bisa menciptakan
berarti yang menciptakan energy ini bukanlah bagian dari alam ini.
Alam inilah bagian dari yang menciptakan ini.
Sesuatu yang ada di luar, namun juga ada di dalamnya,
karena Dia yang terus mengatur dan menjaga perputaran energy ini.
Perumpamaan tentang jiwa adalah cahaya, dengan mengetahui bahwa cahaya adalah kumpulan energy, a
kan sampai bahwa jiwa adalah kumpulan dari daya-daya yang ada di dalam tubuh manusia
dan juga di luar tubuh manusia.
Jiwa sebetulnya mampu memanfaatkan energy-energy yang ada di dalam tubuh
(ini bisa dan biasa dilakukan) namun juga energy yang ada di luar manusia.
Jiwa adalah kumpulan dari potensi-potensi energy yang ada di dalam tubuhnya.
Potensi energy ini adalah diam ketika tidak ada daya yang menggerakkannya,
potensi energy ini disebut sebagai energy potensional.
Energy ini sudah ada dan sudah diciptakan oleh Sang pencipta
atau sudah diadakan sebelumnya oleh sang Pencipta dalam tubuh kita.
Setelah itu baru bisa dipergunakan.
Kita sendiri tidak akan dan tidak bisa menciptakan energy dalam tubuh kita.
Yang bisa dilakukan adalah merubah satu energy menjadi energy yang lain.
Misalnya dari energy makanan menjadi energy gerak tubuh kita. Dan banyak lagi contoh yang lainnya.
- Cahaya adalah Kembaran (dualitas) partikel dan gelombang
Teori ini dikembangkan oleh Albert Enstein di awal abad ke 19 dan dibuktikan dalam eksperiment
oleh peneliti selanjutnya Planck dan de Broglie.
Teori ini menggabungkan ketiga teori di atas menjadi satu.
Yaitu cahaya adalah partikel, dan cahaya adalah gelombang elektromagnetik serta cahaya adalah paket energy.
Sebuah teori yang sangat kontroversial.
Yaitu teori yang mengatakan materi adalah energy dan energy adalah materi.
Keduanya berada pada saat yang bersamaan.
Keduanya adalah satu hanya ketika kita melihatnya akan berbeda.
Ketika kita menganggap itu materi maka itulah materi,
dan ketika kita menganggap itu energy maka itu adalah energy.
Sebagai efeknya adalah materi bisa diubah menjadi energy.
Demikian pula mungkin energy akan bisa menjadi materi.
Prinsipnya cahaya ini bisa dianggap sebagai materi (partikel)
dan bisa juga non materi (energy).
Ketika kita mengarahkan penelitian pada sifat energynya maka cahaya akan bersifat energy,
ketika mengarahkan pada sifat materi maka cahaya akan berkelakuan sebagai materi,
ketika kita meneliti dalam sifat gelombangnya maka efek-efek gelombangnya akan muncul.
Ketiga efek ini ada bersama-sama dalam cahaya.
Cahaya juga memiliki "kecerdasan" atau tahu kapan dia akan menggunakan sifat materinya
ketika melalui media materi, namun cahaya juga cerdas
menggunakan sifat gelombangnya untuk melalui media lain.
Kalau kita mampu melihat sifat cahaya yang memiliki dualitas materi dan energy ini,
maka kita akan memahami nafs yang memilik sifat ketubuhan (jasmani/raga/unsur-unsur bumi)
dan bisa bersifat seperti gelombang elektromagnetis yang memiliki daya tarik menarik listrik dan magnet di dalam tubuh,
terpengaruh oleh medan-medan magnet dan listrik yang ada di dalam tubuh.
selain itu juga merupakan kumpulan-kumpulan energy.
Kumpulan energy ini kalau dikuatkan akan menjadi sebuah kekuatan yang sangat dahsyat,
dalam realitas bisa digunakan sebagai Laser atau banyak lagi manfaat yang disebutkan di atas.
Cahaya ada karena dipancarkan dari sumber cahaya,
ketika cahaya memancar dan mengenai suatu usikan/media,
akan berfungsi menjadi sumber cahaya yang baru dan begitu seterusnya.
Coba kita fahami tentang cahaya lebih dalam lagi.
- Cahaya bagi manusia adalah sebuah definisi tentang waktu
karena waktu adalah definisi manusia, yang dikaitkan dengan kecepatan cahaya.
yaitu segala sesuatu di alam ini harus diam atau harus
bergerak dibawah kecepatan cahaya.
Itulah definisi "materi" atau segala sesuatu yang ada bagi konsep "materialisme".
Secara Hukum fisika bagi yang ada saat ini,
tidak boleh ada satu hal pun yang memiliki kecepatan sama dengan cahaya.
Kalau ada yang mendaktinya maka waktu berhenti baginya benda yang melewati kecepatan cahaya ini.
Ketika benda mencapai atau melebihi kecepatan cahaya, maka panjangnya menjadi nol (menghilang),
tetapi massanya menjadi tak terhingga (sangat berat). waktu menjadi relatif, atau dalam pandangan di bumi
tidak sama atau di luar dimensi waktu bumi, tau kasarnya tidak ada waktu.
Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan waktu, seandainya saja manusia
mencapai kecepatan sama dengan kecepatan cahaya, maka kalau tidak ada massa, tidak menempati
ruang dan tidak terpengaruh waktu. Itulah kematian.
Saat jiwa kita telah diberi kecepatan itu (melebihi kecepatan cahaya)
maka jiwa kita akan bergerak dan tidak kembali, telah berada entah di dimensi ruang dan waktu yang mana.
Jiwa kita saat ini tengah diikat oleh banyak medan-medan yang berada dalam tubuh. Karena kalau daya ikat ini
tidak ada maka jiwa akan bergerak menuju ke "sesuatu" yang kita tidak tahu.
Daya ikat inilah, daya ikat ketubuhan (materi) kita, dalam renungan sebelumnya telah dijelaskan
tentang daya materi, daya gerak, daya nafsu daya penolakan (iblis) dan daya ketundukan (malaikat).
Sifat-sifat cahaya misalnya sebagai berikut:
- Cahaya berasal dari sumber cahaya, matahari, listrik, senter, maka nafs (jiwa) yang cahaya sudah pasti ada sumbernya yaitu Allah.
- Cahaya merambat lurus, ketika kita mengamati cahaya, kita harus ikut lurus, begitu juga ketika mengamati nafs (jiwa).
- Cahaya menembus benda bening, maka jiwa kitapun mampu menembus ke benda-benda bening lainnya
- Cahaya dapat dipantulkan dan dibiaskan ketika melewati suatu media, misalnya melewati air, atau cermin dan lainnya.
Demikan pula dengan jiwa kita, begitu mudahnya jiwa kita terpantul dan terbiaskan.
- Cahaya terdiri dari cahaya tampak dan cahaya tak tampak (misalnya infra merah dan ultra violet),
jiwa kita meliputi bagian tampak dan bagian tidak tampak, yaitu hawa nafsu dan juga ruh.
- Cahaya tampak misalnya sinar matahari masih terbagi dalam spektrum warna, yaitu warna pelangi, seumpama pancaran hawa nafsu
- Melalui cahaya dapat mengirimkan informasi bermilyar-milyar data dalam waktu sesingkat-singkatnya,
dewasa ini sudah digunakan secara umum melalui serat optik, sehingga anda mampu menggunakan internet secara cepat saat ini. Maka karena jiwa itu cahaya, dia akan mampu mengirim dan menerima informasi,
berapapun banyaknya dalam waktu seper sekian detik
Bisa difahami, cahaya tidak tergantung oleh waktu, karena dialah yang jadi patokan (standard) dari waktu,
waktu satu detik adalah berapa cepat cahaya itu bergerak.
Cahaya yaitu gelombang elektromagnetik ini timeles, artinya cahaya itu ada di alam tanpa batas waktu,
sejak alam itu ada dan sampai alam itu berakhir.
Mereka ada dimana-mana sepanjang jalurnya di seluruh alam semesta.
Maka demikian pula dengan halnya jiwa.
Energy atau gelombang radiasi ini tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan,
sekali dia diciptakan atau dipancarkan, dia akan menjalar menembus seluruh alam semesta.
Demikian pula halnya dengan jiwa, dengan ketiadaan batas ruang dan waktu,
maka memungkinkan berkumpulnya/tersambung cahaya ini
dalam suatu jaringan terencana atau jalur elektromagnetik alam semesta
yang teramati pada satu saat oleh seorang pengamat.
Contohnya. Kita mampu melihat cahaya dari bintang-bintang
yang kita lihat yang dipancarkan oleh jarak dan waktu yang berbeda,
bahkan jutaan tahun bedanya, pada saat sekarang ini, dan disini.
Karena cahaya itu tidak mengenal waktu, sekali dipancarkan akan tersedia di seluruh alam semesta.
Cahaya yang kita tangkap dari ribuan bintang di malam hari, sebetulnya berasal dari waktu yang berbeda.
Ada yang seribu tahun lalu, atau ratusan ribu tahun cahaya yang lalu.
Dalam bahasa mudahnya, ketika ruh kita memancarkan tasbih,
energy elektromagnetisnya akan terkirim ke seluruh alam semesta dan akan ada di sana selamanya.
Dari sifat Dualitas cahaya (keberpasangan cahaya) yaitu partikel atau gelombang,
diberi kemampuan untuk menggunakan salah satu sifatnya ketika melewati suatu medium.
Menggunakan sifat partikelnya atau sifat gelombangnya, dalam fisika disebut sebagai
"komunikasi atau kesadaran atau informasi yang terekam dan memprosesnya
serta bertindak terhadap keadaan yang dihadapinya,
menentukan apakah sifat partikel ataukah sifat gelombang yang akan dipakai".
Kesadaran ini juga ada pada jiwa kita.
Sampai saat ini akhli Fisika belum menemukan sesuatu yang melebihi kecepatan cahaya,
namun mereka meyakini dan meperkirakan ada sesuatu yang disebut tachyon
yang melebihi kecepatan cahaya dan bergerak mundur terhadap waktu.
Pengetahuan kita tentang cahaya belum komplit,
maka pengertian tentang jiwa harus kita batasi sampai dengan pengertian kita tentang cahaya
yang sudah kita ketahui saja saat ini.
Masih sangat banyak lagi sifat-sifat cahaya, yang harus kita fahami
berdasarkan hukum alam yang sudah kita percayai bahkan sudah kita pergunakan dewasa ini,
sudahkah manfaaat cahaya yang kita lihat sekarang ini mampu kita terapkan dalam cahaya pada jiwa kita, misalkan:
- Menerima dan mengirimkan informasi berapapun banyaknya dalam waktu cepat, seperti halnya serat optik
- Bisa bergerak lurus sampai jarak tak terhingga dan tak terpengaruh waktu,
banyak alat-alat sekarang berdasarkan ini misalnya rontgen, sinar X dll
- dan masih banyak lagi yang lainnya
Selain penjelasan tentang gelombang elektromagnetis diatas, pengaruh adanya gelombang ini terhadap mausia
juga sudah diketahui cukup banyak.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh
medan elektromagnetik terhadap kesehatan.
Dapat mempegaruhi beberapa fungsi seperti :
fungsi reproduksi, kardiovaskular, saraf, hematopoetik, endokrin, mutagenesis , sistem imun.
Di dalam tubuh makhluk hidup sendiri terdapat medan listrik endogen
yang mempunyai peranan kompleks dalam mengontrol mekanisme fisiologis tubuh,
seperti : aktivitas saraf otot , sekresi kelenjar, fungsi membran sel
perkembangan dan pertumbuhan, serta perbaikan jaringan.
Dapat dibayangkan bila ada medan listrik yang lebih besar disekitar kita
pastilah akan mempengaruhi medan listrik endogen.
Paparan medan dari luar ini akan mengakibatkan stress tambahan
bagi tubuh dengan akibat :
transmisi sinaptik pada saraf akan bertambah cepat
dan menimbulkan respon yang berlebihan yang akhirnya mengakibatkan kelelahan pada tubuh.
Semakin banyak pengetahuan kita tentang cahaya ini, maka akan semakin
memahami betapa kompleksnya system ketubuhan manusia itu sebenarnya.
Kecerdasan akal jasmani (biologis) telah mampu menguak misteri "cahaya" ini
dan memanfaatkan ilmu cahaya ini bagi rencana besar Tuhan, yaitu "peradaban" manusia,
sebagaimana yang kita rasakan manfaatnya saat ini. Kita semua mau tidak mau mengakui adanya manfaat
atas rencana Tuhan yang maha cerdas ini. Sebuah maha karya yang luar biasa.
Namun sayangnya belum banyak dipergunakan kecerdasan akal ruhani (lubuk hati)
untuk meneliti tentang cahaya jiwa, cahaya Allah, dalam penggunaan bagi jiwa
dan memanfaatkan dalam realitas rencana Allah.
Yang kita lihat dewasa ini adalah dua kubu materialisme di sisi kiri dan kubu ruhaniawan di sisi kanan.
Hanya orang yang menggunakan kecerdasan akal baik jasmani
maupun ruhani secara seimbang sebagaimana rasulullah,
akan mampu membawa peradaban manusia ke arah yang lebih baik.
Kuncinya adalah belajar:
Berguru kepada Allah, melatih kecerdasan ruhani.
Materi
Coba kita masuki tentang materi, contohnya sendiri tubuh kita. Kita lihat ada organ tubuh, tangan kaki dan lain sebagainya.
Kita teliti, lebih detail ternyata isinya adalah sel-sel yang saling mengikatkan diri membentuk jaringan dan organ tubuh.
Jadi yang namanya manusia adalah kumpulan sel, percaya atau tidak?
coba teliti lebih dalam lagi, sel itu juga bukan bagian terkecil
ternyata ada adalah kumpulan atom-atom yang terikat menjadi satu menjadi sel,
ada daya ikat yang mengikat
jadi ternyata manusia adalah kumpulan atom-atom yang saling terikat, percaya?.
coba teliti lagi, ternyata atom itu terdapat elektron dan proton,
elektron-elektron ini terikat oleh daya tarik proton, yang berputar dengan kecepatan cahaya
yang bergetar (dalam dzikir) mengikuti daya tarik agar tidak terjatuh ke dalam proton
dan agar tidak terjatuh ke dalam inti atom atau agar tidak terlempar dari daya putar elektron.
Elektron bergerak seperti gerak bumi mengitar matahari, dengan kecepatan cahaya.
Gaya tarik proton mengikat elektron ini disebut Gaya Coulomb
gaya tarik matahari mengikat bumi ini disebut Gaya Gravitasi
mempunyai persamaan dengan Hukum yang sama yang satu gaya tarik massa atau materi
yang satu lagi gaya tarik medan magnet dan listrik (elektromagnet) atau energy atau non materi.
Dari penelitian selanjutnya sifat proton dan perputaran elektron adalah sifat-sifat cahaya
atau dismpulkan inti atom adalah cahaya:
Atau disimpulkan materi maka hakekatnya adalah
" Cahaya yang diikat oleh daya ikat yang kuat "
materi adalah cahaya yang terpasung, yang terikat oleh daya materi.
Elektron ini di dalam atom bertingkah laku seperti cahaya yaitu mengikuti
Hukum Dualitas cahaya partikel dan gelombang dan merupakan paket-paket (kuantum) energy.
Pergerakan elektron ini menarik muatan positif dan menolak muatan negatif sehingga menimbulkan
medan elektromagnet yang akan memancar sinar atau radiasi.
Elektron ini selalu mencoba berada dalam keseimbangannya namun ketika bertemu
dan bergabung akan mengingatkan diri dengan atom yang lain membentuk unsur yang lain
an membentuk sel-sel baru tubuh kita.
Informasi (Makna, kehendak, kun)
Di abad ke-19, ilmu pengetahuan berkesimpulan hanya ada dua hal mendasar di alam ini:
Materi dan Energi.
Di awal abad ke-21, sains
mengakui bahwa terdapat keberadaan hal dasar yang ketiga,
dan ini adalah informasi.
Informasi tidak dapat direduksi atau disederhanakan atau diubah menjadi bentuk lain
menjadi materi, tidak pula menjadi energi.
Contohnya adalah DNA. Semua sel hidup terkodekan pada struktur rantai DNA.
Tubuh manusia tersusun dari trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri,
dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini.
Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA
untuk memproduksi protein-protein baru.
Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh berkapasitas sangat besar.
Jadi tersusun dari apakah DNA? Lima puluh tahun yang lalu,
para ilmuwan akan menjawab dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA.
Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda.
DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.
“
informasi bukanlah materi, meskipun informasi ini tercetak pada materi.
Informasi ini berasal dari suatu tempat lain, dari suatu kecerdasan…”
Sistem pengkodean senantiasa memerlukan proses kecerdasan non-materi.
Materi yang bersifat fisik tidak dapat menghasilkan kode informasi.
Semua informasi kreatif menunjukkan keberadaan sang pemberi gagasan
yang menggunakan kehendak bebasnya sendiri, dan yang memiliki akal yang cerdas…
Tidak ada hukum alam yang pernah diketahui, tidak pula proses,
tidak pula urutan peristiwa yang pernah diketahui
yang dapat menyebabkan informasi muncul dengan sendirinya pada materi…
Kasarnya:
tidaklah mungkin sebuah buku terbentuk dari kertas, tinta dan informasi di buku itu dari materi.
Sumber informasi ini adalah kecerdasan sang penulis.
Dan ada satu lagi hal penting.
Kecerdasan ini ada sebelum keberadaan materi
Sebuah buku ada benak seseorang sebelumnya
Kemudian mewujudkan gagasan ini dalam tulisan
Terakhir membentuk sebuah buku.
“Jika materi mengandung informasi,
maka materi ini telah dirangkai sebelumnya
Pertama, terdapat sebuah kecerdasan.
Kemudian pemilik kecerdasan ini mengubah informasi tersebut menjadi materi,
dan, dengan demikian, menciptakan sebuah desain.”
Kecerdasan ada sebelum adanya materi
Demikianlah, sumber informasi di alam tidak mungkin materi itu sendiri,
Sumber informasi bukanlah materi, akan tetapi sebuah Kecerdasan di luar materi.
Kecerdasan ini telah ada sebelum keberadaan materi.
Kecerdasan ini menciptakan, membentuk
dan menyusun keseluruhan alam semesta yang bersifat materi ini.
Ilmu Biologi bukanlah satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang menghantarkan kita pada kesimpulan ini.
Astronomi dan fisika abad kedua puluh juga membuktikan adanya keselarasan, keseimbangan dan rancangan menakjubkan di alam.
Dan ini mengarahkan pada kesimpulan adanya suatu Kecerdasan yang telah ada sebelum keberadaan jagat raya, dan Dialah yang telah menciptakannya.
Suatu kecerdasan tunggal, kearifan universal, melingkupi alam semesta.
Sejumlah penemuan oleh ilmu pengetahuan, yang mengkaji tentang sifat quantum dari materi-materi pembentuk atom (sub-atomik),
telah membawa kita sangat dekat kepada pemahaman yang mengejutkan:
seluruh keberadaan merupakan perwujudan dari kearifan ini.
Di laboratorium kita merasakannya dalam bentuk informasi yang pertama-tama terwujudkan secara fisik dalam bentuk energi,
dan kemudian terpadatkan menjadi bentuk materi.
Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, tampak mewakili satu tingkatan informasi, satu tingkatan kearifan.
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An'aam, 6:38)
Kami tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,
melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit.
Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Yunus, 10:61)
(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri,
maka berkatalah orang-orang kafir: “Ini adalah suatu yang amat ajaib”.
Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.
Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka,
dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50:2-4)
Ayat berikut ini menyatakan bahwa kalimat Allah di dalam Lauhul Mahfuzh tidak akan ada habisnya, dan hal ini dijelaskan melalui perumpamaan:
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)
Saya mencoba menceritakan secera sederhana proses pembentukan sel ini secara paling sederhana,
ternyata sebuah penjelasan yang cukup rumit, terjadi kesibukan dan kerumitan yang luar biasa
dalam setiap sel, dalam setiap atom, lalu elektron. Luar biasa. Maha luar biasa.
Maha sibuk Allah yang memproses apa yang ada di dalam tubuh kita, tak terbayangkan bagaimana prosesnya
Wassalam
Imam Sarjono
Sumber : Muktar Irawan
telah menjadikan konsep informasi ini menjadi begitu penting di dunia modern ini.
Kalangan ilmuwan kini menyadari bahwa jagat raya terbentuk dari
“materi, energi dan informasi,”
dan penemuan ini telah menggantikan filsafat materialistik abad ke-19
yang menyatakan bahwa alam semesta
keseluruhannya terdiri dari “materi dan energi” saja.
Agar lebih jelasnya akan dicoba menjelaskan konsep materi dan energy, dan juga informasi.
- Cahaya adalah partikel atau materi
Penelitian awal yang telah berlangsung ribuan tahun, yang dikokohkan oleh Al Hazen dan Issac Newton,
menyatakan cahaya merupakan butiran-butiran dzarah atau partikel kecil atau materi.
inar adalah gerak dari partikel yang mempunyai kecepatan.
partikel ini merambat melalui suatu media, misalnya air, udara atau media lainnya.
Pemahaman tentang ilmu jiwa pada umumnya baru terbatas sampai tahap ini,
jiwa masih dianggap sebagai materi yang berada dalam raga seseorang.
Ilmu tentang cahaya telah jauh melampaui ini, tetapi ilmu tentang jiwa masih tetap belum berubah.
- Cahaya adalah gelombang
Penelitian selanjutnya (dipelopori oleh Huygens) menyimpulkan cahaya adalah gelombang,
yaitu seperti gelombang pada permukaan air, pada ombak, pada tali yang bergerak,
ada pergerakan energy yang menyebabkan media mengalami pergerakan.
Tetapi teori ini mengalami kesulitan untuk menjelaskan bagaimana cahaya matahari sampai ke bumi,
dimana tidak ada media (hampa udara).
Sebagian ilmu pengetahuan tentang jiwa telah mempelajari ilmu jiwa tentang hal ini yaitu disebut psikology,
tentang efek-efek kejiwaan, emosi dan banyak kaitanya, namun yang dipelajari adalah efeknya saja.
Selanjutnya mulai ada pemahaman bahwa jiwa juga
- Cahaya adalah gelombang elektromagnet
Perkembangan ilmu selanjutnya yang diteliti oleh Faraday dan Maxwell menyimpulkan bahwa
cahaya adalah gelombang elektromagnetis.
Cahaya terpengaruh oleh daya magnet atau medan magnet dan juga terpengaruh oleh medan listrik.
Getar listrik dan magnet atau perubahan salah satu medan ini menjadi medan yang lain akan menimbulkan energy gerak.
Penelitian dewasa ini bahwa tubuh adalah merupakan "biolistrik" dan "biomagnet".
Sehingga perubahan medan magnet dan medan listrik yang besar akan mempengaruhi aktivitas tubuh,
perubahan ini disebut radiasi, sama persis seperti sinar matahari,
yaitu salah satu sinarnya merupakan radiasi bagi daya magnet dan listrik tubuh.
Pemahaman ini sudah banyak merupakan kefahaman bagi sebagian besar manusia,
namun sayang tidak pernah dikaitkan dengan jiwa. Namun selalu dikaitkan dengan "materi tubuh",
misalnya kulit, atau otak, atau syaraf..
Dalam Islam istilah jiwa tidak seperti istilah indonesia yang hanya merupakan "non materi" atau spirit atau sukma,
yang ada hanyalah sebutan "nafs" yaitu meliputi unsur ketubuhan (materi) dan non materi,
segala daya yang meliputi ketubuhan itu.
Maka pelajaran tentang daya magnet dan daya listrik (biolistrik dan biomagnet) tubuh adalah tentang nafs.
- Cahaya adalah paket Energy (Kuantum)
Abad ke 19, Planck melalui penelitian menyimpulkan bahwa cahaya adalah Energy,
yaitu kumpulan energy atau paket-paket (kuantum) energy yang diberi nama Foton (ingat tentang foto atau cahaya).
Energy ini bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari,
ada energy panas, ada energy listrik, ada energy gerak, ada energy nuklir.
Banyak sekali energy yang ada di alam semesta ini.
Namun telah disimpulkan dengan seksama dalam sebuah Hukum kekekalan Energy dan Hukum Kekekalan materi.
Jumlah keseluruhan Energy di alam semesta ini selalu tetap.
Tidak mengalami perubahan. Artinya Enegry itu hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Sebuah kesimpulan mereka.
Tidak ada satupun di alam semesta ini yang bisa menciptakan energy ini.
Energy ini tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan.
Karena energy ini adalah alam ini sendiri.
Logika sederhana kita kalau tidak ada satupun di alam ini yang bisa menciptakan
berarti yang menciptakan energy ini bukanlah bagian dari alam ini.
Alam inilah bagian dari yang menciptakan ini.
Sesuatu yang ada di luar, namun juga ada di dalamnya,
karena Dia yang terus mengatur dan menjaga perputaran energy ini.
Perumpamaan tentang jiwa adalah cahaya, dengan mengetahui bahwa cahaya adalah kumpulan energy, a
kan sampai bahwa jiwa adalah kumpulan dari daya-daya yang ada di dalam tubuh manusia
dan juga di luar tubuh manusia.
Jiwa sebetulnya mampu memanfaatkan energy-energy yang ada di dalam tubuh
(ini bisa dan biasa dilakukan) namun juga energy yang ada di luar manusia.
Jiwa adalah kumpulan dari potensi-potensi energy yang ada di dalam tubuhnya.
Potensi energy ini adalah diam ketika tidak ada daya yang menggerakkannya,
potensi energy ini disebut sebagai energy potensional.
Energy ini sudah ada dan sudah diciptakan oleh Sang pencipta
atau sudah diadakan sebelumnya oleh sang Pencipta dalam tubuh kita.
Setelah itu baru bisa dipergunakan.
Kita sendiri tidak akan dan tidak bisa menciptakan energy dalam tubuh kita.
Yang bisa dilakukan adalah merubah satu energy menjadi energy yang lain.
Misalnya dari energy makanan menjadi energy gerak tubuh kita. Dan banyak lagi contoh yang lainnya.
- Cahaya adalah Kembaran (dualitas) partikel dan gelombang
Teori ini dikembangkan oleh Albert Enstein di awal abad ke 19 dan dibuktikan dalam eksperiment
oleh peneliti selanjutnya Planck dan de Broglie.
Teori ini menggabungkan ketiga teori di atas menjadi satu.
Yaitu cahaya adalah partikel, dan cahaya adalah gelombang elektromagnetik serta cahaya adalah paket energy.
Sebuah teori yang sangat kontroversial.
Yaitu teori yang mengatakan materi adalah energy dan energy adalah materi.
Keduanya berada pada saat yang bersamaan.
Keduanya adalah satu hanya ketika kita melihatnya akan berbeda.
Ketika kita menganggap itu materi maka itulah materi,
dan ketika kita menganggap itu energy maka itu adalah energy.
Sebagai efeknya adalah materi bisa diubah menjadi energy.
Demikian pula mungkin energy akan bisa menjadi materi.
Prinsipnya cahaya ini bisa dianggap sebagai materi (partikel)
dan bisa juga non materi (energy).
Ketika kita mengarahkan penelitian pada sifat energynya maka cahaya akan bersifat energy,
ketika mengarahkan pada sifat materi maka cahaya akan berkelakuan sebagai materi,
ketika kita meneliti dalam sifat gelombangnya maka efek-efek gelombangnya akan muncul.
Ketiga efek ini ada bersama-sama dalam cahaya.
Cahaya juga memiliki "kecerdasan" atau tahu kapan dia akan menggunakan sifat materinya
ketika melalui media materi, namun cahaya juga cerdas
menggunakan sifat gelombangnya untuk melalui media lain.
Kalau kita mampu melihat sifat cahaya yang memiliki dualitas materi dan energy ini,
maka kita akan memahami nafs yang memilik sifat ketubuhan (jasmani/raga/unsur-unsur bumi)
dan bisa bersifat seperti gelombang elektromagnetis yang memiliki daya tarik menarik listrik dan magnet di dalam tubuh,
terpengaruh oleh medan-medan magnet dan listrik yang ada di dalam tubuh.
selain itu juga merupakan kumpulan-kumpulan energy.
Kumpulan energy ini kalau dikuatkan akan menjadi sebuah kekuatan yang sangat dahsyat,
dalam realitas bisa digunakan sebagai Laser atau banyak lagi manfaat yang disebutkan di atas.
Cahaya ada karena dipancarkan dari sumber cahaya,
ketika cahaya memancar dan mengenai suatu usikan/media,
akan berfungsi menjadi sumber cahaya yang baru dan begitu seterusnya.
Coba kita fahami tentang cahaya lebih dalam lagi.
- Cahaya bagi manusia adalah sebuah definisi tentang waktu
karena waktu adalah definisi manusia, yang dikaitkan dengan kecepatan cahaya.
yaitu segala sesuatu di alam ini harus diam atau harus
bergerak dibawah kecepatan cahaya.
Itulah definisi "materi" atau segala sesuatu yang ada bagi konsep "materialisme".
Secara Hukum fisika bagi yang ada saat ini,
tidak boleh ada satu hal pun yang memiliki kecepatan sama dengan cahaya.
Kalau ada yang mendaktinya maka waktu berhenti baginya benda yang melewati kecepatan cahaya ini.
Ketika benda mencapai atau melebihi kecepatan cahaya, maka panjangnya menjadi nol (menghilang),
tetapi massanya menjadi tak terhingga (sangat berat). waktu menjadi relatif, atau dalam pandangan di bumi
tidak sama atau di luar dimensi waktu bumi, tau kasarnya tidak ada waktu.
Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan waktu, seandainya saja manusia
mencapai kecepatan sama dengan kecepatan cahaya, maka kalau tidak ada massa, tidak menempati
ruang dan tidak terpengaruh waktu. Itulah kematian.
Saat jiwa kita telah diberi kecepatan itu (melebihi kecepatan cahaya)
maka jiwa kita akan bergerak dan tidak kembali, telah berada entah di dimensi ruang dan waktu yang mana.
Jiwa kita saat ini tengah diikat oleh banyak medan-medan yang berada dalam tubuh. Karena kalau daya ikat ini
tidak ada maka jiwa akan bergerak menuju ke "sesuatu" yang kita tidak tahu.
Daya ikat inilah, daya ikat ketubuhan (materi) kita, dalam renungan sebelumnya telah dijelaskan
tentang daya materi, daya gerak, daya nafsu daya penolakan (iblis) dan daya ketundukan (malaikat).
Sifat-sifat cahaya misalnya sebagai berikut:
- Cahaya berasal dari sumber cahaya, matahari, listrik, senter, maka nafs (jiwa) yang cahaya sudah pasti ada sumbernya yaitu Allah.
- Cahaya merambat lurus, ketika kita mengamati cahaya, kita harus ikut lurus, begitu juga ketika mengamati nafs (jiwa).
- Cahaya menembus benda bening, maka jiwa kitapun mampu menembus ke benda-benda bening lainnya
- Cahaya dapat dipantulkan dan dibiaskan ketika melewati suatu media, misalnya melewati air, atau cermin dan lainnya.
Demikan pula dengan jiwa kita, begitu mudahnya jiwa kita terpantul dan terbiaskan.
- Cahaya terdiri dari cahaya tampak dan cahaya tak tampak (misalnya infra merah dan ultra violet),
jiwa kita meliputi bagian tampak dan bagian tidak tampak, yaitu hawa nafsu dan juga ruh.
- Cahaya tampak misalnya sinar matahari masih terbagi dalam spektrum warna, yaitu warna pelangi, seumpama pancaran hawa nafsu
- Melalui cahaya dapat mengirimkan informasi bermilyar-milyar data dalam waktu sesingkat-singkatnya,
dewasa ini sudah digunakan secara umum melalui serat optik, sehingga anda mampu menggunakan internet secara cepat saat ini. Maka karena jiwa itu cahaya, dia akan mampu mengirim dan menerima informasi,
berapapun banyaknya dalam waktu seper sekian detik
Bisa difahami, cahaya tidak tergantung oleh waktu, karena dialah yang jadi patokan (standard) dari waktu,
waktu satu detik adalah berapa cepat cahaya itu bergerak.
Cahaya yaitu gelombang elektromagnetik ini timeles, artinya cahaya itu ada di alam tanpa batas waktu,
sejak alam itu ada dan sampai alam itu berakhir.
Mereka ada dimana-mana sepanjang jalurnya di seluruh alam semesta.
Maka demikian pula dengan halnya jiwa.
Energy atau gelombang radiasi ini tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan,
sekali dia diciptakan atau dipancarkan, dia akan menjalar menembus seluruh alam semesta.
Demikian pula halnya dengan jiwa, dengan ketiadaan batas ruang dan waktu,
maka memungkinkan berkumpulnya/tersambung cahaya ini
dalam suatu jaringan terencana atau jalur elektromagnetik alam semesta
yang teramati pada satu saat oleh seorang pengamat.
Contohnya. Kita mampu melihat cahaya dari bintang-bintang
yang kita lihat yang dipancarkan oleh jarak dan waktu yang berbeda,
bahkan jutaan tahun bedanya, pada saat sekarang ini, dan disini.
Karena cahaya itu tidak mengenal waktu, sekali dipancarkan akan tersedia di seluruh alam semesta.
Cahaya yang kita tangkap dari ribuan bintang di malam hari, sebetulnya berasal dari waktu yang berbeda.
Ada yang seribu tahun lalu, atau ratusan ribu tahun cahaya yang lalu.
Dalam bahasa mudahnya, ketika ruh kita memancarkan tasbih,
energy elektromagnetisnya akan terkirim ke seluruh alam semesta dan akan ada di sana selamanya.
Dari sifat Dualitas cahaya (keberpasangan cahaya) yaitu partikel atau gelombang,
diberi kemampuan untuk menggunakan salah satu sifatnya ketika melewati suatu medium.
Menggunakan sifat partikelnya atau sifat gelombangnya, dalam fisika disebut sebagai
"komunikasi atau kesadaran atau informasi yang terekam dan memprosesnya
serta bertindak terhadap keadaan yang dihadapinya,
menentukan apakah sifat partikel ataukah sifat gelombang yang akan dipakai".
Kesadaran ini juga ada pada jiwa kita.
Sampai saat ini akhli Fisika belum menemukan sesuatu yang melebihi kecepatan cahaya,
namun mereka meyakini dan meperkirakan ada sesuatu yang disebut tachyon
yang melebihi kecepatan cahaya dan bergerak mundur terhadap waktu.
Pengetahuan kita tentang cahaya belum komplit,
maka pengertian tentang jiwa harus kita batasi sampai dengan pengertian kita tentang cahaya
yang sudah kita ketahui saja saat ini.
Masih sangat banyak lagi sifat-sifat cahaya, yang harus kita fahami
berdasarkan hukum alam yang sudah kita percayai bahkan sudah kita pergunakan dewasa ini,
sudahkah manfaaat cahaya yang kita lihat sekarang ini mampu kita terapkan dalam cahaya pada jiwa kita, misalkan:
- Menerima dan mengirimkan informasi berapapun banyaknya dalam waktu cepat, seperti halnya serat optik
- Bisa bergerak lurus sampai jarak tak terhingga dan tak terpengaruh waktu,
banyak alat-alat sekarang berdasarkan ini misalnya rontgen, sinar X dll
- dan masih banyak lagi yang lainnya
Selain penjelasan tentang gelombang elektromagnetis diatas, pengaruh adanya gelombang ini terhadap mausia
juga sudah diketahui cukup banyak.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh
medan elektromagnetik terhadap kesehatan.
Dapat mempegaruhi beberapa fungsi seperti :
fungsi reproduksi, kardiovaskular, saraf, hematopoetik, endokrin, mutagenesis , sistem imun.
Di dalam tubuh makhluk hidup sendiri terdapat medan listrik endogen
yang mempunyai peranan kompleks dalam mengontrol mekanisme fisiologis tubuh,
seperti : aktivitas saraf otot , sekresi kelenjar, fungsi membran sel
perkembangan dan pertumbuhan, serta perbaikan jaringan.
Dapat dibayangkan bila ada medan listrik yang lebih besar disekitar kita
pastilah akan mempengaruhi medan listrik endogen.
Paparan medan dari luar ini akan mengakibatkan stress tambahan
bagi tubuh dengan akibat :
transmisi sinaptik pada saraf akan bertambah cepat
dan menimbulkan respon yang berlebihan yang akhirnya mengakibatkan kelelahan pada tubuh.
Semakin banyak pengetahuan kita tentang cahaya ini, maka akan semakin
memahami betapa kompleksnya system ketubuhan manusia itu sebenarnya.
Kecerdasan akal jasmani (biologis) telah mampu menguak misteri "cahaya" ini
dan memanfaatkan ilmu cahaya ini bagi rencana besar Tuhan, yaitu "peradaban" manusia,
sebagaimana yang kita rasakan manfaatnya saat ini. Kita semua mau tidak mau mengakui adanya manfaat
atas rencana Tuhan yang maha cerdas ini. Sebuah maha karya yang luar biasa.
Namun sayangnya belum banyak dipergunakan kecerdasan akal ruhani (lubuk hati)
untuk meneliti tentang cahaya jiwa, cahaya Allah, dalam penggunaan bagi jiwa
dan memanfaatkan dalam realitas rencana Allah.
Yang kita lihat dewasa ini adalah dua kubu materialisme di sisi kiri dan kubu ruhaniawan di sisi kanan.
Hanya orang yang menggunakan kecerdasan akal baik jasmani
maupun ruhani secara seimbang sebagaimana rasulullah,
akan mampu membawa peradaban manusia ke arah yang lebih baik.
Kuncinya adalah belajar:
Berguru kepada Allah, melatih kecerdasan ruhani.
Materi
Coba kita masuki tentang materi, contohnya sendiri tubuh kita. Kita lihat ada organ tubuh, tangan kaki dan lain sebagainya.
Kita teliti, lebih detail ternyata isinya adalah sel-sel yang saling mengikatkan diri membentuk jaringan dan organ tubuh.
Jadi yang namanya manusia adalah kumpulan sel, percaya atau tidak?
coba teliti lebih dalam lagi, sel itu juga bukan bagian terkecil
ternyata ada adalah kumpulan atom-atom yang terikat menjadi satu menjadi sel,
ada daya ikat yang mengikat
jadi ternyata manusia adalah kumpulan atom-atom yang saling terikat, percaya?.
coba teliti lagi, ternyata atom itu terdapat elektron dan proton,
elektron-elektron ini terikat oleh daya tarik proton, yang berputar dengan kecepatan cahaya
yang bergetar (dalam dzikir) mengikuti daya tarik agar tidak terjatuh ke dalam proton
dan agar tidak terjatuh ke dalam inti atom atau agar tidak terlempar dari daya putar elektron.
Elektron bergerak seperti gerak bumi mengitar matahari, dengan kecepatan cahaya.
Gaya tarik proton mengikat elektron ini disebut Gaya Coulomb
gaya tarik matahari mengikat bumi ini disebut Gaya Gravitasi
mempunyai persamaan dengan Hukum yang sama yang satu gaya tarik massa atau materi
yang satu lagi gaya tarik medan magnet dan listrik (elektromagnet) atau energy atau non materi.
Dari penelitian selanjutnya sifat proton dan perputaran elektron adalah sifat-sifat cahaya
atau dismpulkan inti atom adalah cahaya:
Atau disimpulkan materi maka hakekatnya adalah
" Cahaya yang diikat oleh daya ikat yang kuat "
materi adalah cahaya yang terpasung, yang terikat oleh daya materi.
Elektron ini di dalam atom bertingkah laku seperti cahaya yaitu mengikuti
Hukum Dualitas cahaya partikel dan gelombang dan merupakan paket-paket (kuantum) energy.
Pergerakan elektron ini menarik muatan positif dan menolak muatan negatif sehingga menimbulkan
medan elektromagnet yang akan memancar sinar atau radiasi.
Elektron ini selalu mencoba berada dalam keseimbangannya namun ketika bertemu
dan bergabung akan mengingatkan diri dengan atom yang lain membentuk unsur yang lain
an membentuk sel-sel baru tubuh kita.
Informasi (Makna, kehendak, kun)
Di abad ke-19, ilmu pengetahuan berkesimpulan hanya ada dua hal mendasar di alam ini:
Materi dan Energi.
Di awal abad ke-21, sains
mengakui bahwa terdapat keberadaan hal dasar yang ketiga,
dan ini adalah informasi.
Informasi tidak dapat direduksi atau disederhanakan atau diubah menjadi bentuk lain
menjadi materi, tidak pula menjadi energi.
Contohnya adalah DNA. Semua sel hidup terkodekan pada struktur rantai DNA.
Tubuh manusia tersusun dari trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri,
dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini.
Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA
untuk memproduksi protein-protein baru.
Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh berkapasitas sangat besar.
Jadi tersusun dari apakah DNA? Lima puluh tahun yang lalu,
para ilmuwan akan menjawab dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA.
Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda.
DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.
“
informasi bukanlah materi, meskipun informasi ini tercetak pada materi.
Informasi ini berasal dari suatu tempat lain, dari suatu kecerdasan…”
Sistem pengkodean senantiasa memerlukan proses kecerdasan non-materi.
Materi yang bersifat fisik tidak dapat menghasilkan kode informasi.
Semua informasi kreatif menunjukkan keberadaan sang pemberi gagasan
yang menggunakan kehendak bebasnya sendiri, dan yang memiliki akal yang cerdas…
Tidak ada hukum alam yang pernah diketahui, tidak pula proses,
tidak pula urutan peristiwa yang pernah diketahui
yang dapat menyebabkan informasi muncul dengan sendirinya pada materi…
Kasarnya:
tidaklah mungkin sebuah buku terbentuk dari kertas, tinta dan informasi di buku itu dari materi.
Sumber informasi ini adalah kecerdasan sang penulis.
Dan ada satu lagi hal penting.
Kecerdasan ini ada sebelum keberadaan materi
Sebuah buku ada benak seseorang sebelumnya
Kemudian mewujudkan gagasan ini dalam tulisan
Terakhir membentuk sebuah buku.
“Jika materi mengandung informasi,
maka materi ini telah dirangkai sebelumnya
Pertama, terdapat sebuah kecerdasan.
Kemudian pemilik kecerdasan ini mengubah informasi tersebut menjadi materi,
dan, dengan demikian, menciptakan sebuah desain.”
Kecerdasan ada sebelum adanya materi
Demikianlah, sumber informasi di alam tidak mungkin materi itu sendiri,
Sumber informasi bukanlah materi, akan tetapi sebuah Kecerdasan di luar materi.
Kecerdasan ini telah ada sebelum keberadaan materi.
Kecerdasan ini menciptakan, membentuk
dan menyusun keseluruhan alam semesta yang bersifat materi ini.
Ilmu Biologi bukanlah satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang menghantarkan kita pada kesimpulan ini.
Astronomi dan fisika abad kedua puluh juga membuktikan adanya keselarasan, keseimbangan dan rancangan menakjubkan di alam.
Dan ini mengarahkan pada kesimpulan adanya suatu Kecerdasan yang telah ada sebelum keberadaan jagat raya, dan Dialah yang telah menciptakannya.
Suatu kecerdasan tunggal, kearifan universal, melingkupi alam semesta.
Sejumlah penemuan oleh ilmu pengetahuan, yang mengkaji tentang sifat quantum dari materi-materi pembentuk atom (sub-atomik),
telah membawa kita sangat dekat kepada pemahaman yang mengejutkan:
seluruh keberadaan merupakan perwujudan dari kearifan ini.
Di laboratorium kita merasakannya dalam bentuk informasi yang pertama-tama terwujudkan secara fisik dalam bentuk energi,
dan kemudian terpadatkan menjadi bentuk materi.
Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, tampak mewakili satu tingkatan informasi, satu tingkatan kearifan.
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An'aam, 6:38)
Kami tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,
melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit.
Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Yunus, 10:61)
(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri,
maka berkatalah orang-orang kafir: “Ini adalah suatu yang amat ajaib”.
Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.
Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka,
dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50:2-4)
Ayat berikut ini menyatakan bahwa kalimat Allah di dalam Lauhul Mahfuzh tidak akan ada habisnya, dan hal ini dijelaskan melalui perumpamaan:
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)
Saya mencoba menceritakan secera sederhana proses pembentukan sel ini secara paling sederhana,
ternyata sebuah penjelasan yang cukup rumit, terjadi kesibukan dan kerumitan yang luar biasa
dalam setiap sel, dalam setiap atom, lalu elektron. Luar biasa. Maha luar biasa.
Maha sibuk Allah yang memproses apa yang ada di dalam tubuh kita, tak terbayangkan bagaimana prosesnya
Wassalam
Imam Sarjono
Sumber : Muktar Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar