Danau Maninjau di Agam, Sumatera Barat, yang bening bagai kaca, menyimpan sumber protein yang berlimpah, ikan, udang, kerang (pensi), dan siput; yang diolah dengan begitu lezat oleh masyarakat di selingkaran danau.
Bila berwisata ke Maninjau, banyak jenis kuliner hasil tangkapan nelayan dari Danau Maninjau yang disajikan. Yang populer palai rinuak atau pepes ikan rinuak. Jenis ikan kecil hanya sebesar korek api yang berenang di permukaan danau.
Tidak hanya di Maninjau, palai rinuak (yang sudah diolah siap saji-red) dari Maninjau ini juga dijual di banyak pasar tradisional di Sumatera Barat, seperti di Bukittinggi dan di Pasar Raya Padang, karena cukup populer sebagai camilan.
Puncak tertinggi di perbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 KM mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Makanan khas danau Maninjau memiliki ciri khas dan diyakini sulit ditemukan di tempat lain. Karena beberapa makanan tersebut terbuat dari ikan atau karang yang terdapat di dalam danau Maninjau.
Seperti rinuak yang besarnya lebih besar sedikit dari penjahit tangan yang biasa di gunakan ibu-ibu untuk menjahit baju yang robek. Kemudian pensi bentuknya seperti karang yang terdapat di laut, namun scara fisik memang hampir sama namun setelah di rasakan setelah di masak memiliki rasa yang sangat berbeda sekali.
Sabtu (20/4), Kabupaten Agam kembali mencatat rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). kali ini palai rinuak yang berhasil masuk MURI, dengan penyajian 7.777 porsi, seperti ditampilkan di Objek Wisata Lawang Park, Kecamatan Matur.
Bupati Agam Indra Catri mengatakan palai rinuak merupakan salah satu makanan dari ikan, yang bisa dijadikan lauk teman makan nasi, juga bisa jadi kudapan nan lezat.
“Palai rinuak salah satu makanan spesifik dari Maninjau, Tanjungraya, yang bisa mendukung program memasyarakatkan gerakan masyarakat gemar makan ikan. Makanan khas Rang Maninjau itu sebenarnya sudah banyak diminati wisatawan mancanegara sejak lama,” ujarnya.
Dengan tercatatnya palai rinuak dalam rekor MURI, Indra Catri berharap makanan khas Maninjau itu semakin mendunia. Di sisi lain, akan mendorong warga Agam untuk lebih gemar makan ikan. “Kita akan melakukan hak paten palai rinuak. Kita akan lengkapi terlebih dahulu persyaratannya,” katanya.
Ia meminta pihak terkait secepatnya mengurus persyaratan untuk itu.
”Jangan sampai pula palai rinuak dipatenkan negara lain seperti randang Minang,” ujarnya pula mengingatkan.
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=42840
Bila berwisata ke Maninjau, banyak jenis kuliner hasil tangkapan nelayan dari Danau Maninjau yang disajikan. Yang populer palai rinuak atau pepes ikan rinuak. Jenis ikan kecil hanya sebesar korek api yang berenang di permukaan danau.
Tidak hanya di Maninjau, palai rinuak (yang sudah diolah siap saji-red) dari Maninjau ini juga dijual di banyak pasar tradisional di Sumatera Barat, seperti di Bukittinggi dan di Pasar Raya Padang, karena cukup populer sebagai camilan.
Puncak tertinggi di perbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 KM mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Makanan khas danau Maninjau memiliki ciri khas dan diyakini sulit ditemukan di tempat lain. Karena beberapa makanan tersebut terbuat dari ikan atau karang yang terdapat di dalam danau Maninjau.
Seperti rinuak yang besarnya lebih besar sedikit dari penjahit tangan yang biasa di gunakan ibu-ibu untuk menjahit baju yang robek. Kemudian pensi bentuknya seperti karang yang terdapat di laut, namun scara fisik memang hampir sama namun setelah di rasakan setelah di masak memiliki rasa yang sangat berbeda sekali.
Sabtu (20/4), Kabupaten Agam kembali mencatat rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). kali ini palai rinuak yang berhasil masuk MURI, dengan penyajian 7.777 porsi, seperti ditampilkan di Objek Wisata Lawang Park, Kecamatan Matur.
Bupati Agam Indra Catri mengatakan palai rinuak merupakan salah satu makanan dari ikan, yang bisa dijadikan lauk teman makan nasi, juga bisa jadi kudapan nan lezat.
“Palai rinuak salah satu makanan spesifik dari Maninjau, Tanjungraya, yang bisa mendukung program memasyarakatkan gerakan masyarakat gemar makan ikan. Makanan khas Rang Maninjau itu sebenarnya sudah banyak diminati wisatawan mancanegara sejak lama,” ujarnya.
Dengan tercatatnya palai rinuak dalam rekor MURI, Indra Catri berharap makanan khas Maninjau itu semakin mendunia. Di sisi lain, akan mendorong warga Agam untuk lebih gemar makan ikan. “Kita akan melakukan hak paten palai rinuak. Kita akan lengkapi terlebih dahulu persyaratannya,” katanya.
Ia meminta pihak terkait secepatnya mengurus persyaratan untuk itu.
”Jangan sampai pula palai rinuak dipatenkan negara lain seperti randang Minang,” ujarnya pula mengingatkan.
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=42840
Tidak ada komentar:
Posting Komentar