Kamis, 29 Maret 2012

Luaha Ndroi, Air Terjun yang Terus Bergemuruh

Terletak di Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Air Terjun Luaha Ndroi merupakan salah satu lokasi wisata yang harus Anda kunjungi bila berkunjung ke Kabupaten Nias Utara.

Walau belum sepopuler objek wisata Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan atau Pulau Asu di Kabupaten Nias Barat, Air Terjun Luaha Ndroi menyimpan keunikan tersendiri. Dimana, air terjun yang belum banyak diketahui keberadaannya ini, memiliki beberapa tingkat seperti anak tangga. Setiap tingkat tedapat kolam sedalam 50 centimeter hingga 5 meter.


Dari Kota Gunungsitoli, lokasi wisata Air Terjun Luaha Ndroi dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau empat. Sebelum melakukan perjalanan, sebaiknya Anda menyiapkan bekal dan pakaian ganti, karena di sekitar air terjun tidak terdapat warung. Sedangkan pakaian ganti diperlukan bagi Anda yang tergoda untuk menikmati berendam di salah satu kolam Air Terjun Luaha Ndroi.

Ketika NBC menyambangi lokasi pada, Sabtu (30/7/2011), terlihat beberapa pekerja sedang melakukan pengaspalan jalan yang menuju air terjun. Informasi dari seorang warga setempat, Ama Windi Hulu, pengaspalan jalan itu dilaksanakan agar mempermudah pengunjung mencapai Air Terjun Luaha Ndroi.

Setibanya di Desa Fulolo, sekitar 1 kilometer dari tugu selamat datang, Anda akan menemukan persimpangan menuju air terjun. Bagi pengendara sepeda motor tidak perlu khawatir mencari tempat parkir, karena warga setempat akan menawarkan halaman rumahnya menjadi tempat penitipan sepeda motor. Sedangkan bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat, dapat memarkirkan kendaraa pada sisi jalan. Setelah memarkirkan kendaraan, perjalanan menuju lokasi dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2 kilometer, melewati jalan setapak yang tidak dapat dilalui kendaraan.

Berjalan kaki sejauh 2 kilometer membutuhkan waktu sekitar 15 menit yang cukup menguras tenaga, tergantikan saat sampai di lokasi. Gemuruh suara air terjun dan kicauan burung yang mengeluarkan beraneka bunyi, membuat setiap pengunjung merasakan suasana damai, apalagi setelah berkutat dengan kesibukan sehari-hari. Bila beruntung, di sekitar air terjun, Anda akan melihat gerombolan kupu-kupu berwarna kuning, jumlahnya mencapai ribuan.

Pengamatan NBC, di sekitar lokasi air terjun belum ada fasilitas toilet umum, sehingga pengunjung terpaksa menumpang toilet di rumah warga ketika pulang dari lokasi. Selain itu, persoalan lain yang sering dialami pengunjung adalah ketiadaan lahan parkir atau tempat penitipan serta jalan setapak yang sulit dilalui, khususnya oleh anak-anak kecil. "Kalau ada petugas atau warga setempat yang menjaga kendaraan, saya merasa lebih nyaman," kata Ayudin Halawa, seorang pengunjung yang menggunakan mobil.

Sementara itu, kehidupan sosial warga setempat terlihat sangat sederhana. Mayoritas warga bekerja sebagai petani karet dan coklat, sementara sebagian lagi merupakan pegawai negeri di pusat-pusat kesehatan masyarakat, sekolah dan kantor kecamatan.

Keseriusan Pemerintahan Kabupaten Nias Utara memasukan program pengembangan pariwisata pada salah satu kebijakan pembangunan daerah—visi dan misi bupati dan wakil bupati— diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga di sekitar objek wisata.

Selain itu, sosialisasi kepada warga setempat terhadap kesiapan menjadi daerah objek wisata, justru menjadi agenda penting yang terkadang dilupakan. Dimana, di beberapa lokasi pariwisata di Kepulauan Nias pada akhirnya tidak terurus, karena ketidaksiapan warga setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar