Selasa, 09 April 2013

Misteri 10 Pedang Legendaris Dunia


Sebelum senjata api modern ditemukan, pedang adalah senjata utama pertahanan diri sekaligus sebagai senjata standar utama pasukan. Pedang sangat efektif untuk pertarungan jarak dekat.
Di beberapa tempat pedang juga bukan hanya sebagai alat mematikan, tapi pedang digunakan sebagai simbol sebuah kekuasaan atau untuk keperluan ritual acara-acara tertentu. Dari sekian banyak pedang peninggalan masa lampau beberapa diantaranya sangat langka dan
legendaris. Berikut ini, 10 Pedang Paling Legendaris di Dunia.


10. Pedang Sultan Tippu


Pedang milik Sultan Fateh Ali Tipu (November 1750 - 4 Mei 1799 Srirangapattana), seorang penguasa dari Kesultanan Mysore di India. Sultan Fateh dijuluki "Harimau dari Mysore" karena kepemimpinannya yang tegas, pemberani dan dicintai rakyatnya. Pedang tersebut diberikan oleh ayahnya disaat wafat ditahun 1782, sebagai lambang pewaris sekaligus penerus tahta Kesultanan Mysore.

Pedang ini berjenis Samshir (single edge dengan bentuk lekukan hampir seperti bulan sabit), konon bahannya dari baja Damaskus. Gagang dan sarungnya terbuat dari ukiran perak dan emas. Info mengenai keberadaan pedang itu kini belum begitu jelas.

9. The Wallace Sword


Pedang ini dimiliki oleh Sir William Wallace (1270 - 1305), seorang patriot dan ksatria Scotlandia yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Inggris. Disebutkan bahwa pedang ini digunakan dalam pertempuran yang dikenal dengan "The Battle of Stirling Bridge" pada 1297, dan "The Battle of Falkirk pada 1298.

Panjang bilah pedangnya 132 cm dari panjang keseluruhannya yang mencapai 168 cm. Lebar bilah pedangnya 2.25 inchi pada bagian pangkal, dan 0.75 inchi pada ujung bilah. Berat pedang ini 2.7 kg, termasuk dalam kelas Great Sword.

8. Keris Empu Gandring

Keris merupakan senjata khas Indonesia, dan mendapat predikat sebagai warisan dunia oleh Unesco di tahun 2006. Walaupun keris bukan masuk kategori pedang, namun karena legendarisnya senjata ini menjadikannya pantas saya jajarkan dengan senjata lainnya. Mengulas Keris Empu Gandring tidak akan cukup satu halaman ini untuk dibahas, tapi saya coba singkat saja perjalanannya.

Keris ini dibuat oleh Empu Gandring (seorang empu kelas tinggi) atas pesanan Ken Arok, dan harus selesai dalam satu malam. Pekerjaan yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh seorang Empu (sebutan untuk seorang pandai besi sekaligus pertapa sakti), namun Empu Gandring menyanggupinya. Singkat cerita kerispun sudah jadi, namun sarungnya belum selesai dibuat dan Ken Arok datang untuk mengambilnya. Alasan inilah Ken Arok membunuh Empu Gandring dengan keris tersebut, sekaligus untuk menguji kekuatan magis keris pesanannya itu. Saat dalam sekarat Empu Gandring mengutuk Ken Arok bahwa keris tersebut akan membunuh tujuh orang termasuk Ken Arok sendiri.

Ken Arok jatuh hati pada Ken Dedes, isteri Raja Tumapel yaitu Tunggul Ametung. Ken Arok adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung, Tunggul Ametung dibunuhnya dengan keris tersebut. Untuk menghilangkan jejak, Ken Arok memfitnah Kbo Ijo bahwa Kbo Ijo yang membunuh Tunggul Ametung. Kbo Ijo akhirnya dieksekusi oleh Ken Arok sendiri menggunakan senjata yang sama. Ken Arok naik tahta dan menjadi penguasa Kerajaan Tumapel, dan akhirnya mempersunting Ken Dedes. Namun ambisinya belum cukup sampai disana dan ia ingin memperluas kekuasaanya. Kerajaan Kediri yang sebelumnya adalah pemerintah pusat dari kerajaan Tumapel dapat ia taklukkan, Ken Arok kemudian mendirikan kerajaan Singhasari.

Bertahun-tahun kemudian Anuspati (putra Tunggul Ametung + Ken Dedes) mengetahui pembunuh ayahnya yang sebenarnya, dia pun mengutus Ki Pangelasan untuk membunuh Ken Arok sebagai balas dendam atas kematian ayahnya menggunakan keris yang sama. Anuspati membunuh Ki Pangelasan untuk menghilangkan jejak, dan tidak lama dia naik tahta.

Tohjaya (putra Ken Arok + Ken Umang) membunuh Anuspati dengan keris yang sama lagi, kemudian Tohjaya menjadi raja. Tidak lama kemudian terjadi kisruh didalam keluarga istana yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan perang saudara antara Tohjaya dengan Mahisa Campaka (putra Ken Arok + Ken Dedes) dan Dyah Lembu Tal (putra Mahisa Campaka). Tohjaya akhirnya terbunuh pada peperangan tersebut, inilah awal keruntuhan kerajaan Singhasari dan beralih menjadi kerajan Majapahit. Keberadaan keris Empu Gandring pun ikut hilang dan tidak diketahui hingga saat ini.

7. Goujian Sword

Pedang ini ditemukan pada Desember 1965 di makam no-1 Chu, dalam ekspedisi penggalian arkeologi di Gunung Jianglingwang Provinsi Hubei, China. Pedang perunggu tersebut terselip rapi berikut sarungnya di dalam peti mati bersama si jenazah. Panjang pedangnya 55,7 cm, dengan lebar 4,6 cm, dan panjang gagang 8,4 cm. Pada Sword grid terdapat butiran-butiran kristal biru terbingkai batu turkis, dan grafir delapan aksara bergaya Niaozhuan. Para pakar hanya bisa mengungkap enam dari delapan aksara tersebut, yakni "Yue Wang Zhi Zou Yong Jian (pedang bikinan sendiri milik raja Yue)". Belakangan baru terungkap bahwa sang penguasa Yue (Goujian) tersebut adalah salah satu tokoh paling legendaris pada zaman China kuno.

Pedang Raja Yue Goujian saat ditemukan telah melewati waktu selama 2.000 tahun lebih, tapi tidak menunjukkan tanda-tanda berkarat. Para pakar beranggapan bahwa ada tiga sebab pedang tersebut tidak mengalami proses korosi yaitu
Pertama, pedang Goujian memiliki kandungan tembaga 80-83%, timah 16-17%, selain itu terdapat sedikit kadar timbal dan besi.
Kedua, kondisi luar situs pedang Goujian yang terbenam di bawah tanah sedalam beberapa meter, satu liang diisi dua peti mati. Dinding di sekeliling makam menggunakan semacam lumpur putih dengan kualitas halus dan padat, yang dinamakan dalam dunia arkeologi sebagai plaster lumpur pasta putih karena memiliki daya rekatnya sangat baik.
Ketiga, bagian atas liang makam diisi dengan tanah yang padat, dan faktor-faktor tersebut menjadikan ruang makam kedap udara.

Misteri bagaimana pedang Goujian si penguasa Yue bisa berada dalam makam Chu belum bisa terungkap hingga saat ini. Perkiraan Wan Qianwen, seorang wakil kepala museum Provinsi Hubei menyatakan "Negara Chu dengan Wu maupun Yue pernah saling berperang beberapa kali, jadi ada kemungkinan Raja Chu menghadiahkan pedang tersebut kepada salah seorang pejabat kepercayaanya".
Sementara dugaan lain yang berdasarkan rol bambu yang tergali dari makam tersebut menunjukkan, si jenazah ada kemungkinan bangsawan besar di zaman Raja Chu Huaiwang yang bernama Shao Hua. Karena negara Chu pada masa pemerintahan Raja Chu Zhaowang dan negara Yue pada masa pemerintahan raja Yun Chang pernah menjadi sekutu dekat, Raja Chu mempersunting putri Raja Yue dan melahirkan Chu Huaiwang.

6. Excalibur

Siapa tidak kenal dengan nama pedang ini, namanya sangat tersohor keberbagai belahan dunia. Kisah pedang ini tidak lepas dari perjalanan hidup Merlin dan Raja Arthur, kisahnya pun banyak diangkat kedalam berbagai film layar lebar atau serial TV.

Pedang legendaris  ini milik Raja Arthur, seorang raja sekaligus anggota "Round Table" di Inggris masa lampau. Karena menurut legenda, belum dapat dipastikan seperti apa bentuk dan jenis pedang ini. Tapi secara umum diyakini bahwa Excalibur merupakan pedang berjenis Claymore. Konon pedang ini memiliki kekuatan ajaib yang tidak tertandingi oleh pedang mana pun saat itu, sehingga membawa Arthur menjadi raja.

Nama Excalibur berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu Excalibor yang diambil dari bahasa latin yaitu Caliburnus, sedangkan dalam bahasa Wales pedang ini bernama Caledwich. Dalam legenda Arthur ada dua versi mengenai asal-usul pedang ini, yaitu :
Yang pertama bahwa dalam puisi Robert de Boron Merlin yang berjudul Sword in the Stone, mengisahkan Excalibur hanya dapat ditarik dari batu oleh orang yang berhak menjadi raja yaitu Arthur.
Dalam versi kedua muncul dalam Suite du Merlin, bahwa Arthur menerima Excalibur dari Lady of the Lake setelah pedang pertamanya rusak dalam pertempuran melawan raja Pellinore.

Namun sampai saat ini belum dapat dipastikan bahwa legenda atau bukti-bukti kuat tentang keberadaan pedang Excalibur dan Arthur pernah ada.

5. Pedang Muramasha

Muramasha Sengo adalah seorang pembuat pedang yang terkenal dan legendaris, Ia hidup selama periode Muromachi (akhir abad ke-15). Muramasha kemudian mendirikan sekolah seni pembuatan pedang.

Dua orang peneliti sejarah Samurai yaitu Oscar Ratti dan Adele Westbrook mengatakan, bahwa "Muramasha adalah swordsmith yang pandai tetapi kejam dan sakit-pikiran, itu tercermin pada bilah pedang buatannya. Pedang ini diyakini haus darah dan mendorong penggunanya untuk melakukan pembunuhan atau bunuh diri".

Ketika Ieyasu Tokugawa menjadi Shogun, pedang buatan Muramasha tidak lagi populer karena diyakini banyak digunakan untuk membunuh orang-orang dekat Ieyasu Tokugawa.

4. Pedang Honjo Masamune

Honjo Masamune adalah pedang simbol Shogunat Tokugawa yang dibuat oleh Masamune, seorang pembuat pedang terkenal di Jepang pada pertengahan abad ke-14. Pedang Masamune sering dibanding-bandingkan dengan pedang Muramasha, yang merupakan mantan muridnya. Pedang Masamune merupakan pedang yang melambangkan kedamaian, sedangkan pedang Muramasha melambangkan haus darah.



3. Pedang Kusanagi

Nama lengkap pedang ini yaitu Kusanagi no Tsurugi (Grass Cutting Sword), tidak diketahui bentuk pasti dan jenis pedangnya, namun diperkirakan dari jenis Katana. Namanya begitu sangat populer dan legendaris dikalangan para Samurai dan masyarakat Jepang hingga saat ini. Legenda pedang Kusanagi banyak diangkat kedalam cerita komik, seperti Samurai Deeper Kyo dan Naruto. Bagi penggemar Naruto pasti tahu dengan pedang ini, karena pedang ini senjata andalan Orochimaru dan Uciha Sasuke.

Menurut legenda kuno Jepang, pedang ini didapat oleh seorang dewa bernama Susanoo ketika sedang memotong ekor keempat dari monster Yamato no Orochi (naga berekor delapan). Kemudian pedang ini dipersembahkan kepada dewi Amaterasu, dan disimpan di Atsuta Shrine.

Sampai saat ini belum ada seorang pun orang dari luar kuil yang pernah melihat pedang Kusanagi, kecuali para kaisar atau kerabat dekatnya dan orang-orang tertentu di kuil tersebut. Diperkirakan pedang ini hanya digunakan untuk acara pengangkatan atau penobatan kaisar.

2. Pedang Damaskus

Salah satu dari beberapa sisa pedang Damaskus yang masih ada di dunia yaitu pedang milik Syeikh Salahuddin Al Ayyubi, seorang ulama sekaligus jendral pejuang muslim Kurdi dari Tikrit, Irak. Pedang peninggalan beliau sekarang menjadi koleksi pribadi keluarga Shahhi di Uni Emirat Arab, dengan taksiran harga US$ 555.000.

Penjelasan mengenai pedang ini pernah saya ulas (baca "Pedang Damaskus, Pedang Terkuat di Dunia").

1. Pedang Zulfikar

Pedang legendaris milik Rasulullah SAW yang diwariskan kepada Ali bin Abu Thalib .ru, sepupu sekaligus menantu beliau saat perang Uhud (tahun 625 M). Dengan pedang tersebut Sayyidina Ali .ru menaklukkan musuh terberatnya, yaitu Amr bin Abu Dawud. Pedang Zulfikar mampu menembus sekaligus menghancurkan baju zirah, helm dan perisai besi. Kemudian pedang tersebut diwariskan ke putra beliau yaitu Sayyidina Husayn .ru. Setelah Sayyidina Husayn .ru wafat, keberadaan pedang tersebut tidak diketahui jejaknya kemana dan hilang begitu saja. Namun ada yang menyatakan pedang tersebut dibuang ke laut, namun ada juga yang menduga pedang tersebut diwariskan secara turun-temurun hingga kini.

Mengenai asal-usul dari mana, siapa pembuatnya, serta bahan pembuatan Pedang Zulfikar milik Rasulullah SAW tersebut tidak diketahui. Bentuk asli pedang Zulfikar juga sangat minim info, apakah single edge ataukah double edge. Namun dari riwayat yang shahih bahwa pedang tersebut memiliki ciri khas, yaitu pada ujung bilahnya bercabang seperti lidah ular. Kemungkinan pedang ini berbahan baja Damaskus, namun konon kekuatan pedang ini melampaui kekuatan pedang Damaskus lainnya.

Sebuah museum di Turki yang menyimpan berbagai barang-barang peninggalan Islam dimasa lampau hingga peniggalan benda-benda milik Rasulullah SAW, mengklaim memiliki pedang yang telah lama hilang tersebut. Sebuah museum di Malaysia juga ikut mengklaim, bahwa mereka menyimpan pedang legendaris tersebut. Namun belum ada bukti kuat bahwa pedang tersebut benar-benar Zulfikar yang asli. Wallahu a'lam...

1 komentar:

  1. Meanwhile, before we begin our discussion embodying this one helps us a little bit of thinking
    bandar togel online indonesia

    BalasHapus