Kamis, 05 April 2012

SEBERAPA ROMANTISKAH KITA??

Sebagian kita banyak yang ingin nikah muda. Setelah diterima bekerja, tak sedikit yang langsung menabung untuk mempersiapkan biaya pernikahan, uang lamaran, mahar, dan biaya awal berumah tangga. Tapi sayangnya sebagian dari kita tidak menyadari bahwa mempersiapkan “ilmu” nya juga sama pentingnya dengan mempersiapkan materi dan biaya pernikahan.

Fenomena-fenomena “suami-suami takut isteri”, atau “suami menang sendiri”, atau penganiayaan dalam ruamah tangga, tak akan terjadi jika masing-masing isteri dan suaminya mengerti dan paham kaidah hidup berumah tangga seperti yang diajarkan oleh Rasulullah. Berikut ini saya bawakan sedikit contoh-contoh hidup romantis ala Rasulullah…
***
Lemah lembut, bersenda gurau, dan Romantis ala Rasulullah…

Contohlah bagaimana rasulullah yang bersikap lemah lembut, dan bersikap romantis kepada isterinya. Beliau, rasulullah tidur dengan isterinya dalam satu selimut. Beliau juga mandi berduaan dan mencium istrinya sekalipun beliau dalam keadaan berpuasa. Tak hanya itu, beliau juga pernah bercumbu rayu dengan istrinya sekalipun istrinya dalam keadaan haid (HR. Bukhari 1928 dan Muslim 1851).

Banyak hadis yang mengajarkan kepada kita untuk memperlakukan isteri-isteri kita nanti dengan kelembutan, dengan kata-kata romantis dan senda gurau. Kalau istilah keren sekarang adalah “ngegombal” atau “ngerayu pake jurus mesra”. Semuanya dilakukan tidak lain agar lebih mendekatkan kita dengan isteri kita dan mendatangkan keridhoan Allah. Lihatlah bagaimana Rasulullah berlomba lari dengan istrinya (HR Abu Dawud 7/423). Apakah setelah kita tua nanti, dan mempunyai anak, kita malu untuk melakukan hal-hal seperti itu.

Banyak permainan, tidak harus dengan berlomba lari, tapi bisa saja dengan lomba-lomba lain yang dapat kita ciptakan, atau pekerjaan sehari-hari yang dapat kita ambil segi romantisnya. Isilah dengan senda dan gurau agar permainan atau pekerjaan yang kita lakukan bersama-sama dengan isteri menjadi sangat romantis, misalnya dengan mencuci piring bersama, atau dengan masak-memasak bersama. Tak hanya itu anda pun bisa maen pijat pijatan secara bergantian agar suasana romantis, capek anda pun hilang. (lihat HR Bukhari 5228 dan Muslim 4469)

***
Biar Langgeng, Komunikasi itu perlu….

Tak hanya itu, rasulullah juga bukan tipe orang yang sangat “pendiam”, beliau rasulullah sangat ramah kepada isteri-isterinya. Beliau sering berbincang-bincang kepada isterinya bila memiliki kesempatan. (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa hidup berumah tangga tidak baik diisi dengan ketegangan.

Banyak para isteri yang melaporkan bahwa suaminya adalah tipe yang sangat dingin dan pendiam. Seharusnya sang suami adalah orang yang tepat untuk diajak curhat oleh isterinya, karena selama waktu 24 jam, sang isterilah yang paling banyak mengurus rumah tangga, mengurus harta, dan anak-anaknya. Begitu pula dengan sang suami, ia dapat saling berbagi mengenai pekerjaan di kantor, kondisi lingkungan kerjanya atau permasalahan-permasalahan lain untuk dicarikan jalan atau solusi. Pokoknya untuk hidup romantis kita perlu “ngobrol-ngobrol” dengan isteri. Jadikan isteri tidak hanya sebagai isteri bagi anak-anak kita, tapi sebagai teman hidup, tempat kita bisa hidup berbagi.

***
Makan dan Minum “Romantis Ala Rasulullah…

Rasulullah adalah orang yang sangat “romantis” dengan isterinya. Rasulullah terbiasa menyenangkan isterinya dengan cara minum dari gelas bekas mulut isterinya. Tak hanya itu beliau juga makan dari bekas tempat makan isterinya. (lihat hadis Aisyah dalam Muslim 300).
Selain itu, sebenarnya kita bisa juga sering mengajaknya makan berdua di tempat-tempat wisata yang romantis, atau di rumah kita sendiri dg meja berlilin, diawali dengan membacakan suatu puisi cinta untuknya diakhiri dengan pemberian Bunga mawar atau melati sebagai bukti cinta padanya. Disamping itu tak ada salahnya jika kita punya rezeki berlebih, kita bisa belikan kado spesial. Entah perhiasan atau pakaianan yang dia senangi.

***
Kadang untuk Romantis, pembantu pun tak diperlukan…

Kadang ketika kita baru menginjak rumah tangga, pembantu belum terlalu dibutuhkan. Suami dan isteri bisa bekerja bersama-sama untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Suami tak usah malu untuk membantu isterinya dalam mencuci piring, minimal cucilah piring sendiri setelah makan. Atau biar lebih romantis, suami dan isteri bisa saling membantu untuk mencuci piring. Misal sang isteri bertugas mencuci piring dengan sabun, dan sang suami bertugas untuk membilasnya.
Sebegitu banyaknya pekerjaan rumah tangga, tak akan bisa dikerjakan oleh isteri sendirian, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika dan lain-lain. Disinilah butuh peran suami untuk membantu isteri dalam melakukan hal tersebut. Suami tak usah malu untuk menyapu, memasak yang ringan, atau menyetrika pakaiannya sendiri. Contohlah seperti rasulullah bagaimana beliau yang meskipun sibuk mengurus umatnya, beliau masih sempat untuk membantu keluarganya (lihat HR. Bukhari 676 dan Ahmad 6/49).

***
Cemburu itu perlu, bahkan penting…

Cemburu itu penting, bahkan Rasulullah adalah orang yang paling pencemburu. Diriwayatkan, bahwa ketika itu Sa’d bin ‘Ubadah berkata, “jika aku menjumpai seseorang bersama isteriku, niscahya aku akan memenggalnya dengan pedang pada sisi yang tajam.” Sampailah ucapan itu kepada Nabi, lalu beliau bersabda, “Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’d? Sungguh, Aku lebih cemburu darinya, dan Allah Lebih cemburu dariku (HR Bukhari 6846).

Tetapi tentu saja kecemburuan ini harus dilakukan secara wajar. Berilah kepercayaan kepada sang isteri secukupnya agar ia mempertangganggung jawabkan amanah yang telah kita berikan kepadanya.

***
Biar hidup rumah tangga barokah, Allah harus lebih kita cintai daripada isteri dan anak-anak kita…

Puasa melatih kita untuk lebih mencintai Allah daripada makhluk, meskipun kepada isteri yang sangat kita cintai. Ketika di siang hari, demi cinta kita kepada Allah, kita tidak melakukan jima’ (hubungan suami isteri) hingga waktu buka puasa tiba. Bahkan ketika adzan datang, karena cintanya kita kepada Allah, kita dengan ikhlas datang ke masjid dan meninggalkan untuk sementara pekerjaan kita dari membantu isteri. (lihat HR Bukhari 676).

Ketika waktu shalat telah tiba, maka ajaklah isteri kita untuk shalat. Shalatlah kita ke masjid karena laki-laki yang telah baligh diwajibkan oleh agama untuk sholat berjamaah di masjid berdasarkan 2 hadis sahih rasulullah. Dan menurut rasulullah shalat yang terbaik bagi wanita adalah di rumah. Akan tetapi jika tidak ada fitnah maka menurut hadis rasulullah yang lain, maka tak apa bagi kita mengajak istri dan anak2 kita yang masih kecil untuk shalat bersama-sama di masjid.

***
Sebenarnya masih banyak lagi hal yang dapat kita jadikan pedoman atau pelajaran untuk menjadikan “ibadah setengah agama” ini sebagai salah satu ibadah paling romantis. Teman-teman bisa membeli buku buku pernikahan islami yang ada di toko-toko buku terdekat seperti gramedia. Karena ilmu dan sumbernya adalah “investasi” masa depan anda…

Dan terkahir saya tutup notes ini dengan menyampaikan 2 firman Allah….
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptkan untukmu, istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” (Ar-Rum 21).

Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah), karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya. (An-Nisa 19).

Wallahu a’lam. Disampaikan dg gaya bahasa sendiri dari sumber majalah asy syariah vol IV/No.39/2008. Jika ada kata-kata yang salah, kedangkalan pemahaman saya terhadap agama, sy harap koreksi dari teman-teman sekalian dalam koment-koment di bawah ini…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar