Jika Anda ingin mengoptimalkan arti sebuah pernikahan, maka lakukan saja segala sesuatunya berduaan. Inilah bedanya kita dengan para bujangan yang menyedihkan. Ada banyak nuansa yang hadir saat kita melakukan sesuatu berdua. Dari sekedar bertambahnya keakraban, kemesraan, hingga gairah yang semakin menggelora. Duh !
Mari kita tengok aktifitas berduaan dalam rumah tangga kenabian. Sekali lagi, sisi hidup Rasulullah saw dan para istri beliau menjadi porsi pemberitaan yang objektif dalam banyak hadits shahih. Baik siang dan malam. Dari yang romantis hingga konflik dan kecemburuan, semuanya utuh tersaji baik dalam Al-Quran maupun Al-Hadits. Nyaris tak ada yang tertutupi. Semuanya untuk kita ikuti dan ambil pelajaran darinya. Berikut sebagian di antaranya :
Mandi Berdua Saja
Bayangkan saja, sehari dua kali kita mandi. Barangkali, jika di rumah sendiri dan belum ada jundi-jundi yang menari-nari, mandi bersama bisa jadi aktifitas rutin yang super menyenangkan. Namun jika masih tinggal serumah dengan keluarga lain, atau anak-anak sudah menjelang besar, agenda seperti ini sebaiknya disimpan dulu menunggu saat yang tepat. Namun bukan berarti harus dihapus sama sekali.
Mandi bersama pasangan, biasanya mandi janabah paska hubungan seksual untuk menambah kemesraan.
Demikian pula yang dilakukan Rasulullah SAW. Dari Aisyah ra, ia berkata : Adalah aku pernah mandi bersama Rasulullah dari satu bejana antara aku dan beliau. Kemudian ia mendahuluiku hingga aku mengatakan : Tinggalkan untukku, Tinggalkan Untukku. Aisyah berkata : Dan keduanya dalam keadaan junub ( HR Bukhori & Muslim ). Jika ada waktu dan kesempatan berlebih, mandi di pagi dan sore hari pun bisa Anda lakukan berduaan. Jika diukur dengan skala romantis, aktifitas yang satu ini sepertinya menduduki jajaran yang paling tinggi. Anda bisa saling membersihkan tubuh, menyiram, bermain air, atau sekedar menyikat gigi berpasangan, semuanya tidak bisa dilukiskan. Hanya Anda berdua yang tahu. Meski demikian, jangan melupakan efek negatifnya. Diantaranya boros waktu dan mungkin boros air. Jika mandi sendiri kita mungkin hanya membutuhkan waktu 10-15 menit, namun jika berdua bersama isteri waktu selama itu hanya cukup untuk saling memandang saja.Hati-hati pula jika tagihan air bulanan akan meledak. Namun semua itu tetap tak bisa dibandingkan dengan kemesraan yang Anda dapatkan dari aktifitas mandi berdua ini.
Jika Anda tak mempunyai waktu berlebih, atau ada anak-anak dan anggota keluarga lain yang mengitari, itu bukan berarti Anda tak bisa berbuat apa-apa. Sekedar menguatkan mesra, kita bisa saling membantu pasangan kita dalam hal persiapan mandi. Mungkin dengan menyiapkan air panas di malam hari bagi para suami yang baru datang, atau sekedar menantinya di luar dengan handuk siap ditangan. Harum dan segarnya tubuh suami atau istri Anda pasti akan mengundang sebentuk kemesraan yang lain. Begitu menyenangkan bukan ?
Dari Maimunah, ia berkata : Pada suatu kali aku menyiapkan air (mandi) buat rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Ketika beliau sedang mandi, aku menutupinya dengan sehelai kain. Setelah selesai ketika aku berikan handuk kepada beliau, beliau tidak menolaknya “ (HR.an-Nasa'i)
Tidur Satu Selimut
Dari Ummu Salamah, ia berkata : Ketika aku berbaring bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam satu selimut berbulu, tiba-tiba aku haidh lalu aku segera bangkit dan mengambil baju haidhku. Lalu Rasulullah berkata padaku : “ Apakah engkau sedang haidh ? “ Maka aku menjawab : Ya. Lalu beliau memanggilku maka aku berbaring kembali dengannya dalam satu selimut. (HR Bukhori Muslim.)
Malam hari adalah saat yang tepat untuk memadu kemesraan. Tempat tidur adalah tempat yang tepat untuk memadu kemesraan. Setiap hari ini bisa dilakukan, tanpa membutuhkan banyak persiapan. Subhanallah, malam yang sungguh berbeda dengan mereka para bujangan yang menyedihkan. Saat kantuk menjelang dan rasa dingin mulai menghinggap, tiba waktunya untuk tidur berdua. Satu selimut cukup untuk Anda berdua.
Tak ada selimut tak mengapa. Bukankah rengkuhan dan pelukan hangat pasangan kita akan membuahkan kehangatan yang luar biasa ? Ada sentuhan-sentuhan ringan menjelang tidur, kecupan hangat atau ciuman mesra. Tidak selalu berakhir dengan jimak. Lelahnya raga seharian memerlukan istirahat yang cukup. Barangkali tidur berdua bisa mengembalikan semua lelah sekaligus mencerahkan pikiran dan jiwa kita. Mengapa ? Lihat saja mereka yang tidur sendirian, apa yang mereka pikirkan saat menjelang tidur tak ada teman ? Terbayang-bayang semua impian semu dan itu sungguh melelahkan. Melahirkan gelisah yang berkepanjangan. Maka, malam-malam para bujangan sebenarnya tak lebih dari malam-malam yang menggelikan. Juga menyedihkan.
Sepiring bahkan Satu Gelas Berdua
Dari Aisyah RA, ia berkata : Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam “ (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod)
Sepiring berdua tidak harus identik dengan kekurangan persediaan makanan. Itu hanya terjadi di lagu-lagu cengeng yang berkesan romantis. Bisa jadi makanan kita cukup –Alhamdulillah- dan kita melakukannya untuk sebuah kemesraan. Bahkan Rasulullah saw pun tak segan-segan melakukannya, hingga minum pun segelas berdua dengan Aisyah ra. Dari Aisyah Ra, ia berkata : Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim.)
Bagi Anda yang mempunyai kapasitas lambung berlebih, jangan takut bahwa program mesra sepiring berdua ini akan membuat sakit mag anda kambuh. Ada jaminan keberkahan dalam makanan sepiring berdua, sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW dalam haditsnyayang diriwayatkan Abu Hurairah : " Makanan berdua cukup untuk tiga orang, makanan tiga orang cukup untuk empat orang " ( HR Bukhori (5392) dan Muslim (2058))
Agenda makan dan minum bersama keluarga, khususnya istri telah ada sejak lama dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Maka tak perlu sedikitpun heran saat melihat tayangan televisi menggambarkan tentang aktifitas ini. Di dalam kebersamaan akan tumbuh keakraban. Apalagi agenda makan biasanya diselingi dengan obrolan ringan. Saling bercerita tentang peristiwa seharian itu. Saling membantu menyiapkan hidangan. Saling bergantian mengisi piring pasangan, dengan nasi dan lauk pelengkapnya. Saling memandang sebelum memasukkan nasi ke mulut kita, atau bahkan mulut pasangan. Bisa dicoba juga, satu jenis lauk Anda coba gigit berdua bersamaan, lalu saling berebut memasukkan ke mulut masing-masing. Maka biarlah apa yang terjadi, terjadilah. Selanjutnya terserah Anda.
Kita akhiri bahasan ini dengan sebuah hadits yang menginspirasi kita untuk saling menyuapi satu sama yang lainnya. ari Saad bin Abi Waqosh ra berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “ Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu “ (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)
Mari kita tengok aktifitas berduaan dalam rumah tangga kenabian. Sekali lagi, sisi hidup Rasulullah saw dan para istri beliau menjadi porsi pemberitaan yang objektif dalam banyak hadits shahih. Baik siang dan malam. Dari yang romantis hingga konflik dan kecemburuan, semuanya utuh tersaji baik dalam Al-Quran maupun Al-Hadits. Nyaris tak ada yang tertutupi. Semuanya untuk kita ikuti dan ambil pelajaran darinya. Berikut sebagian di antaranya :
Mandi Berdua Saja
Bayangkan saja, sehari dua kali kita mandi. Barangkali, jika di rumah sendiri dan belum ada jundi-jundi yang menari-nari, mandi bersama bisa jadi aktifitas rutin yang super menyenangkan. Namun jika masih tinggal serumah dengan keluarga lain, atau anak-anak sudah menjelang besar, agenda seperti ini sebaiknya disimpan dulu menunggu saat yang tepat. Namun bukan berarti harus dihapus sama sekali.
Mandi bersama pasangan, biasanya mandi janabah paska hubungan seksual untuk menambah kemesraan.
Demikian pula yang dilakukan Rasulullah SAW. Dari Aisyah ra, ia berkata : Adalah aku pernah mandi bersama Rasulullah dari satu bejana antara aku dan beliau. Kemudian ia mendahuluiku hingga aku mengatakan : Tinggalkan untukku, Tinggalkan Untukku. Aisyah berkata : Dan keduanya dalam keadaan junub ( HR Bukhori & Muslim ). Jika ada waktu dan kesempatan berlebih, mandi di pagi dan sore hari pun bisa Anda lakukan berduaan. Jika diukur dengan skala romantis, aktifitas yang satu ini sepertinya menduduki jajaran yang paling tinggi. Anda bisa saling membersihkan tubuh, menyiram, bermain air, atau sekedar menyikat gigi berpasangan, semuanya tidak bisa dilukiskan. Hanya Anda berdua yang tahu. Meski demikian, jangan melupakan efek negatifnya. Diantaranya boros waktu dan mungkin boros air. Jika mandi sendiri kita mungkin hanya membutuhkan waktu 10-15 menit, namun jika berdua bersama isteri waktu selama itu hanya cukup untuk saling memandang saja.Hati-hati pula jika tagihan air bulanan akan meledak. Namun semua itu tetap tak bisa dibandingkan dengan kemesraan yang Anda dapatkan dari aktifitas mandi berdua ini.
Jika Anda tak mempunyai waktu berlebih, atau ada anak-anak dan anggota keluarga lain yang mengitari, itu bukan berarti Anda tak bisa berbuat apa-apa. Sekedar menguatkan mesra, kita bisa saling membantu pasangan kita dalam hal persiapan mandi. Mungkin dengan menyiapkan air panas di malam hari bagi para suami yang baru datang, atau sekedar menantinya di luar dengan handuk siap ditangan. Harum dan segarnya tubuh suami atau istri Anda pasti akan mengundang sebentuk kemesraan yang lain. Begitu menyenangkan bukan ?
Dari Maimunah, ia berkata : Pada suatu kali aku menyiapkan air (mandi) buat rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Ketika beliau sedang mandi, aku menutupinya dengan sehelai kain. Setelah selesai ketika aku berikan handuk kepada beliau, beliau tidak menolaknya “ (HR.an-Nasa'i)
Tidur Satu Selimut
Dari Ummu Salamah, ia berkata : Ketika aku berbaring bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam satu selimut berbulu, tiba-tiba aku haidh lalu aku segera bangkit dan mengambil baju haidhku. Lalu Rasulullah berkata padaku : “ Apakah engkau sedang haidh ? “ Maka aku menjawab : Ya. Lalu beliau memanggilku maka aku berbaring kembali dengannya dalam satu selimut. (HR Bukhori Muslim.)
Malam hari adalah saat yang tepat untuk memadu kemesraan. Tempat tidur adalah tempat yang tepat untuk memadu kemesraan. Setiap hari ini bisa dilakukan, tanpa membutuhkan banyak persiapan. Subhanallah, malam yang sungguh berbeda dengan mereka para bujangan yang menyedihkan. Saat kantuk menjelang dan rasa dingin mulai menghinggap, tiba waktunya untuk tidur berdua. Satu selimut cukup untuk Anda berdua.
Tak ada selimut tak mengapa. Bukankah rengkuhan dan pelukan hangat pasangan kita akan membuahkan kehangatan yang luar biasa ? Ada sentuhan-sentuhan ringan menjelang tidur, kecupan hangat atau ciuman mesra. Tidak selalu berakhir dengan jimak. Lelahnya raga seharian memerlukan istirahat yang cukup. Barangkali tidur berdua bisa mengembalikan semua lelah sekaligus mencerahkan pikiran dan jiwa kita. Mengapa ? Lihat saja mereka yang tidur sendirian, apa yang mereka pikirkan saat menjelang tidur tak ada teman ? Terbayang-bayang semua impian semu dan itu sungguh melelahkan. Melahirkan gelisah yang berkepanjangan. Maka, malam-malam para bujangan sebenarnya tak lebih dari malam-malam yang menggelikan. Juga menyedihkan.
Sepiring bahkan Satu Gelas Berdua
Dari Aisyah RA, ia berkata : Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam “ (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod)
Sepiring berdua tidak harus identik dengan kekurangan persediaan makanan. Itu hanya terjadi di lagu-lagu cengeng yang berkesan romantis. Bisa jadi makanan kita cukup –Alhamdulillah- dan kita melakukannya untuk sebuah kemesraan. Bahkan Rasulullah saw pun tak segan-segan melakukannya, hingga minum pun segelas berdua dengan Aisyah ra. Dari Aisyah Ra, ia berkata : Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim.)
Bagi Anda yang mempunyai kapasitas lambung berlebih, jangan takut bahwa program mesra sepiring berdua ini akan membuat sakit mag anda kambuh. Ada jaminan keberkahan dalam makanan sepiring berdua, sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW dalam haditsnyayang diriwayatkan Abu Hurairah : " Makanan berdua cukup untuk tiga orang, makanan tiga orang cukup untuk empat orang " ( HR Bukhori (5392) dan Muslim (2058))
Agenda makan dan minum bersama keluarga, khususnya istri telah ada sejak lama dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Maka tak perlu sedikitpun heran saat melihat tayangan televisi menggambarkan tentang aktifitas ini. Di dalam kebersamaan akan tumbuh keakraban. Apalagi agenda makan biasanya diselingi dengan obrolan ringan. Saling bercerita tentang peristiwa seharian itu. Saling membantu menyiapkan hidangan. Saling bergantian mengisi piring pasangan, dengan nasi dan lauk pelengkapnya. Saling memandang sebelum memasukkan nasi ke mulut kita, atau bahkan mulut pasangan. Bisa dicoba juga, satu jenis lauk Anda coba gigit berdua bersamaan, lalu saling berebut memasukkan ke mulut masing-masing. Maka biarlah apa yang terjadi, terjadilah. Selanjutnya terserah Anda.
Kita akhiri bahasan ini dengan sebuah hadits yang menginspirasi kita untuk saling menyuapi satu sama yang lainnya. ari Saad bin Abi Waqosh ra berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “ Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu “ (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar