Selasa, 06 Maret 2012

JANGAN SEMBARANGAN MAKAN BUAH

Kalau hobi makan buah, waspada. Ternyata, makan buah juga ada trik sendiri. Maklum saja, buah mengandung vitamin dan zat kaya antioksidan yang mungkin saja hilang bila dikonsumsi dengan cara tidak benar.


Konsultan gizi, Samuel Oetoro, mengatakan buah-buahan itu bisa saja dikonsumsi sesuka hati. Entah dikonsumsi langsung, diblender, atau dibuat jus alias mengambil sari buahnya saja. Hanya, Samuel menilai semuanya ada kelebihan dan kekurangannya.

Bila hendak langsung dikonsumsi, mungkin Anda akan kewalahan, karena baru dua atau tiga buah saja sudah kekenyangan. Padahal, badan dunia WHO menyarankan agar kita menyantap minimal tiga porsi buah setiap hari.

Jika dibuat jus, sebenarnya cara ini sangat efektif. Tinggal minum sarinya dan membuang ampasnya, namun zat warna yang melekat pada kulit buah dibuang bersama ampas. Padahal, kulit buah adalah sumber antioksidan. Alternatif yang paling baik, buah diblender agar semuanya bisa dimakan.

Sebelum mengonsumsi buah, pilihlah buah-buahan yang segar. Tidak perlu harus buah impor yang harganya mahal, buah-buahan lokal pun kualitasnya bagus. Idealnya memilih buah-buahan organik agar terhindar dari terbebas dari zat-zat kimia. Sayangnya, harga buah-buahan organik terbilang mahal dan agak sulit ditemukan.

Jika menyantap buah biasa atau bukan organik, Samuel menyarankan, sebelum dibuat jus atau dimakan langsung sebaiknya direndam dulu selama lima menit dalam air panas supaya lilin yang melekat pada kulit buah hilang. Buah yang telah diblender atau dibuat jus sebaiknya langsung diminum, jangan ditaruh untuk jangka waktu lebih dari sejam. Ini karena zat dan vitaminnya tidak sebaik sewaktu masih segar.

Bila lebih suka meminum jus segar dalam kemasan, Samuel menilai, ini tidak masalah. ''Silakan saja menikmati jus instan, tapi harus yang memilih yang kemasannya steril. Pilih jus yang dikemas dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) agar kandungan gizinya tidak hilang. Bila sudah dibuka, jus kemasan harus langsung dihabiskan. Maksimal tiga hari setelah dibuka, tidak boleh dikonsumsi lagi,'' ujar Samuel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar