Dunia usaha saat ini memang dimudahkan dengan adanya pilihan waralaba, dimana beberapa kelebihan yang dimiliki antara lain: kekuatan merek, memiliki sistem operasional dalam standarisasi prosedur, alur layanan hingga spesifikasi serta rekrutmen sumber daya manusia.
Tentu bila kemudian membangun sendiri sistem dan brand usaha kita, maka akan memerlukan waktu belajar dalam kurun yang panjang.
Beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian antara lain:
* Aspek latar belakang sejarah usaha terkait, dalam arti sudah berapa lama sistem usaha tersebut berlangsung? Setidaknya butuh waktu minimal 3 sampai dengan 5 tahun sehingga sistem yang dibuat dinyatakan telah teruji dan stabil, atau telah memiliki 5 hingga 10 outlet yang terbukti eksisting dan telah berjalan dengan baik.
* Pastikan produk/ jasa dari brand franchise tersebut sebagai produk/ jasa yang berkualitas melalui pengalaman langsung dalam melakukan uji coba serta melakukan trial sampling kepada lingkungan terdekat untuk mendapatkan respond terkait.
* Standarisasi sistem prosedur yang dibakukan telah dibentuk dalam manual maupun melalui implementasi sistem teknologi yang mendukung, sehingga dapat memudahkan melakukan pengawasan serta evaluasi perkembangan usaha secara kontinu dan berkala.
* Pada legal perjanjian antara para pihak perlu diperjelas kedudukan hubungan, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan setiap calon pembeli franchise harus mendapatkan akses informasi secara jelas dan menyeluruh atas lingkup perjanjian, agar tidak menjadi masalah dikemudian hari.
* Pelajari dengan seksama dan detail atas prospektus usaha, lakukan perhitungan kuantitatif atas proyeksi dengan menggunakan dasar asumsi realistik yang minimal, karena terkadang penawaran peluang usaha memakai dasar asumsi optimistik sebagai acuan.
* Perdalam atas uraian strategi yang telah disusun dan dirancang oleh brand franchise guna melakukan pengembangan market, dan ilustrasikan dengan gambaran Anda akan target yang dituju, sehingga bisa didapatkan deskripsi singkat kemungkinan kecocokan antara aktifitas strategi dan karakter target marketnya.
* Pastikan dalam kerjasama tersebut, terdapat proses pendampingan dan pembinaan secara kontinu yang dilakukan secara bertanggung jawab. Sehingga dengan demikian, si pengambil waralaba akan mendapatkan dukungan supportif bila kemudian bisnis yang dijalankan tidak berjalan sesuai dengan estimasi awal dari pemilik master waralaba.
Tentu bila kemudian membangun sendiri sistem dan brand usaha kita, maka akan memerlukan waktu belajar dalam kurun yang panjang.
Beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian antara lain:
* Aspek latar belakang sejarah usaha terkait, dalam arti sudah berapa lama sistem usaha tersebut berlangsung? Setidaknya butuh waktu minimal 3 sampai dengan 5 tahun sehingga sistem yang dibuat dinyatakan telah teruji dan stabil, atau telah memiliki 5 hingga 10 outlet yang terbukti eksisting dan telah berjalan dengan baik.
* Pastikan produk/ jasa dari brand franchise tersebut sebagai produk/ jasa yang berkualitas melalui pengalaman langsung dalam melakukan uji coba serta melakukan trial sampling kepada lingkungan terdekat untuk mendapatkan respond terkait.
* Standarisasi sistem prosedur yang dibakukan telah dibentuk dalam manual maupun melalui implementasi sistem teknologi yang mendukung, sehingga dapat memudahkan melakukan pengawasan serta evaluasi perkembangan usaha secara kontinu dan berkala.
* Pada legal perjanjian antara para pihak perlu diperjelas kedudukan hubungan, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan setiap calon pembeli franchise harus mendapatkan akses informasi secara jelas dan menyeluruh atas lingkup perjanjian, agar tidak menjadi masalah dikemudian hari.
* Pelajari dengan seksama dan detail atas prospektus usaha, lakukan perhitungan kuantitatif atas proyeksi dengan menggunakan dasar asumsi realistik yang minimal, karena terkadang penawaran peluang usaha memakai dasar asumsi optimistik sebagai acuan.
* Perdalam atas uraian strategi yang telah disusun dan dirancang oleh brand franchise guna melakukan pengembangan market, dan ilustrasikan dengan gambaran Anda akan target yang dituju, sehingga bisa didapatkan deskripsi singkat kemungkinan kecocokan antara aktifitas strategi dan karakter target marketnya.
* Pastikan dalam kerjasama tersebut, terdapat proses pendampingan dan pembinaan secara kontinu yang dilakukan secara bertanggung jawab. Sehingga dengan demikian, si pengambil waralaba akan mendapatkan dukungan supportif bila kemudian bisnis yang dijalankan tidak berjalan sesuai dengan estimasi awal dari pemilik master waralaba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar