Pengaruh internet dan game online rasanya memang sudah ga bisa lagi kita membendung kedasyatannya. Dari anak kecil sampai dewasa hampir semua keranjingan yang namanya internet. Bahkan anak saya yang baru berusia 3 tahun saja sejak umur dua tahun sudah paham betul bagaimana meng”klik” Youtube dan menjelajah di dalamnya. Mulai dari lagu-lagu anak sampai pengenalan ABC dan warna.
Begitu pula dengan anak-anak usia sekolah, internet sudah tidak lagi asing untuk mereka. Dengan semakin menjamurnya warnet, semakin murah tarif internet modem maupun jaringan kabel membuat internet makan sehari-hari. Sebagai orang tua kadang kita juga merasa serba salah antara mengijinkan mereka dan atau membendung keinginan mereka.
Kalau menurut saya, dengan melarang mereka menggunakan internet jaman sekarang sama saja seperti menyuruh anak kita hidup seperti katak dalam tempurung, sedangkan anak SD jaman sekarang tugas sekolahnya banyak yang harus didapat melalui internet, mulai dari gambar-gambar rumah adat, hewan dan bencana alam bahkan sampai mencari tulisan-tulisan mengenai pahlawan nasional dan sebagainya. Satu-satunya jalan adalah mengontrolnya secara kontinu.
Ini ada beberapa saran menurut saya yang mungkin bisa dilakukan orang tua agar anak-anak kita bisa tetep bisa bermain internet secara aman :
1. Buat kesepakatan bersama antara anak dan orang tua
Komunikasi antara anak dan orang tua menjadi faktor penting dalam hal ini, anak punya keinginan sedangkan orang tua mempunyai batasan, maka perlu ada kesepakatan bersama antara anak dan orang tua tentang waktu, konsekuensi, hukuman, dan berapa jam sehari anak bisa main internet, berapa uang saku untuk main game dalam sehari, dan sebagainya.
2. Sebagai Orang tua Jangan Gaptek
Terutama ibu-ibu biasanya kadang malas belajar komputer dan internet, sehingga akan lebih susah kita dalam mengontrol sampai dimana aktivitas anak kita di dunia maya.
3. Awasi Situs-situs yang Dikunjungi Anak
Jika di rumah ada akses internet, maka dengan fungsi browsing record, Anda bisa mengetahui situs apa saja yang dikunjungi anak. Jika ditemukan record yang terhapus, bisa menjadi pertanda awal jika ada yang dirahasiakan. Diskusikanlah dengan anak Anda tentang hal itu.
4. Periksa Notifikasi Akun Jejaring Sosial Anak
Wall Facebook adalah tempat untuk berbagi di ranah publik, sama sekali tidak ada batasan, sehingga potensial memunculkan risiko bagi keamanan anak-anak. Karena itu kita sebagai orang tua harus tahu akun mereka dan password mereka, agar kita bisa mengeceknya secara kontinu.
6. Pilih warnet yang dekat rumah
Biasanya anak-anak yang suka main game online, suka bermain bersama-sama di warnet-warnet. Sebagai orang tua kita semakin kawatir saja karena semakin susah pengawasannya, karena itu agar lebih mudah dan gampang mengontrolnya jika anak ingin main bersama di warnet, ijinkan saja, tapi hanya di warnet dekat rumah.
7. Batasi dan kontrol terus uang saku
Pada situasi dimana anak menyukai game online maka kita harus bener-bener mengontrol uang sakunya. Setau saya di game online, ada sistem “cash atau voucer” dimana ketika mereka ingin naik level atau mempunyai senjata atau fasilitas tertentu di game tersebut mereka harus menambah poin dengan membeli poin tersebut. Harganya mulai dari sepuluh ribu sampai ratusan ribu. Dalam sehari kadang anak-anak yang tidak bisa mengontrol bisa menghabiskan ratusan ribu hanya untuk membeli voucer tersebut.
8. Tidak Semua yang Ada di Internet Benar
Anda perlu menekankan pada anak bahwa tidak seluruhnya informasi yang ada di internet berasal dari sumber terpercaya. Saat ini, mudah sekali mendapatkan segala hal dari internet. Itu sebabnya disarankan kepada untuk ekstra hati-hati ketika memperoleh informasi dari internet.
9. Jalin Komunikasi dengan si pemilik warnet atau penjaganya
Jika ada warnet di daerah dekat rumah anda, dan anak anda sering main di situ, maka sesekali ngobrollah dengan si pemilik warnet atau penjaganya. Biasanya kalo warnet-warnet kecil di dalam perumahan atau disekitar perumahan, pemiliknya tidak terlalu cuek dengan apa yang lihat atau yang dilakukan anak-anak di warnetnya. Sehingga kita bisa istilahnya “nitip” anak kita ke yang punya warnet agar ikut jaga anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar