Rabu, 25 Januari 2012

MENGATASI ANAK DOYAN JAJAN


“Maa…minta uang,  Doni pingin beli es krim…!”

Mama Doni geleng-geleng kepala. Belum juga satu jam yang lalu dia minta dibelikan jajanan lain, sekarang minta lagi? Dalam sehari, Doni bisa minta uang jajan lebih dari 10 ribu. Bagaimana ini?

Kebiasaan anak suka jajan, sebetulnya adalah koreksi bagi orangtua, tentang pola asuhnya. Biasanya, kebiasaan anak suka jajan ini karena aturan dan tuntutan orangtua yang sangat rendah. Orangtua selalu menuruti setiap keinginan anak, hanya karena tidak ingin terganggu, tidak ingin anaknya menangis dan mengamuk, atau karena malu jika ribut di depan umum.

Hal itu diikuti pula oleh sikap acuh orangtua, dengan tidak memberikan pengertian dan arahan yang baik bagi mereka. Apalagi jika dari orangtua sendiri sering memberikan contoh yang kurang tepat, seperti sikap konsumtif misalnya. Tentu anak melihat dan akan lebih meniru gaya hidup yang demikian.

Lalu, bagaimana solusinya?


1. Berikan keteladanan yang baik.
Jika orangtua pandai mengatur uang dan pengeluaran, maka ia akan memberikan contoh secara langsung kepada anak-anaknya untuk mengatur dan mengelola uang sejak kecil. Sebaliknya, jika orangtua konsumtif, maka bisa dipastikan anak-anaknya akan mengikuti gaya hidup yang sama.

2. Budayakan makan di rumah dan dari rumah.
 Ibu yang cerdas tidak pernah memiliki kata “tidak bisa memasak” dalam kamus hidupnya. Jika tidak bisa memasak, belajarlah. Salah satu cara membuat anak tidak banyak jajan di luar adalah dengan memasak sendiri di rumah. Anda bisa mencari resep-resep baru yang praktis, lalu mempraktekkannya sendiri di rumah. Ajak si kecil untuk turut andil, dijamin, ia akan lebih senang memakan “karya”nya sendiri.

3. Diskusikan dengan anak.
 Bersikap otoriter tentu bukan jalan yang terbaik. Tapi, cobalah untuk mengajak anak berdiskusi, memperlihatkan bukti-bukti nyata tentang resiko terlalu banyak jajan di luar. Berikan ia pengertian, mengapa Anda melarangnya untuk banyak jajan.

4. Ubah pola asuh.
Jika saat ini Anda masih takut-takut untuk memberikan larangan pada anak Anda, mulailah! Hilangkan ketakutan Anda. Selama larangan dan aturan yang Anda buat adalah sesuatu yang tidak berlebihan, sesuai dengan kondisi anak, dikuatkan dengan konsistensi Anda, maka jalan Anda untuk mengubah asuhan ini menjadi lebih baik terbuka lebar. Mungkin anak Anda akan menangis, mengamuk, tapi ingatlah, bahwa ini hanya sementara. Anda  bisa menyiasati bagaimana merespon amukan anak. Agar anak juga tahu, bahwa tidak setiap keinginannya bisa dan harus dipenuhi. Terlebih dengan cara menangis dan mengamuk.

dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar