Ikan pindang mungkin bukan sesuatu yang istimewa, namun merupakan salah satu alternatif sumber gizi masyarakat yang digemari. Selain bergizi, harganya pun terjangkau. Tidak heran, banyak orang berminat berjualan ikan pindang sebagai sumber pendapatan mereka.....bagi Sobat yg pengen mencoba peluang usaha yg satu ini...silahkan intifff...trik dan proses pembuatan serta prospek niaganya....Cekidooot...
Cara kerja:
Cara kerja:
Ikan merupakan bahan makanan yang
banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat
mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan
perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Sehingga dengan sifat
ikan yang mudah rusak maka perlu adanya pengolahan lebih lanjut untuk
mempertahankan daya simpan ikan. Salah
satu cara mudah untuk mempertahankan daya simpan ikan adalah dengan
pemindangan. Pemindangan merupakan salah satu olahan tradisional ikan yang
sangat populer di Indonesia.
Pemindangan ikan adalah hasil
olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan/pemasakan dan penggaraman. Pindang
mempunyai penampakan, citarasa, tekstur dan keawetan yang khas dan bervariasi
sesuai dengan jenis ikan, kadar garam, dan lama perebusan. Jenis-jenis ikan
yang umum diolah dengan cara pemindangan cakalang, tongkol, kembung, bandeng,
cucut, bawal, layang, tanjan, tawes, gurami, dan lain-lain.jenis ikan pelagis
seperti layang, selar, japu, tembang, lemuru, kembung, tuna, dan lain-lain.
Selain itu juga jenis ikan lain seperti cucut dan petek di beberapa tempat.
Ikan yang digunakan sebagai
bahan baku ikan
pindang sebaiknya ikan yang masih segar. Ikan pindang yang dihasilkan dari ikan
yang kurang segar mempunyai penampakan jelek (karena daging hancur selama
perebusan) dan rasa yang terlalu asin (karena penetrasi garam akan berlangsung
lebih cepat).
Pindang naya hanya tahan
kira-kira 3-4 hari, sedangkan pindang paso hanya tahan kira-kira 6-7 hari
setelah tutup wadah dibuka. Karena rasanya yang tidak asin, pindang mempunyai
kedudukan yang sangat strategis terutama dalam memenuhi kebutuhan protein
hewani bagi sebagian penduduk Indonesia ,
disamping dapat menunjang peningkatan penghasilan nelayan tradisional.
Produsen terbesar pindang ikan
(68,43 persen) adalah di Jawa; 15,34 persen di Sumatera; 12,25 persen di Bali
dan Nusa Tenggara; 3,39 persen di Sulawesi, dan 0,04 persen di Kalimantan . Beberapa contoh pindang yang cukup terkenal
adalah pindang pekalongan, pindang kudus, pindang juwana, pindang tuban, dan
pindang muncar.
Dibanding pengolahan ikan asin,
pemindangan mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
Cara pengolahannya sederhana dan
tidak memerlukan alat yang mahal hasilnya berupa produk matang yang dapat
langsung dimakan tanpa perlu dimasak terlebih dahulu, Rasanya cocok dengan
selera masyarakat Indonesia pada umumnya, Dapat dimakan dalam jumlah yang
relatif banyak, sehingga sumbangan proteinnya cukup besar bagi perbaikan gizi
masyarakat.
Cara pengolahan pindang sangatlah
sederhana, berikut ini pengolahan pindang dengan dua cara yaitu pindang basah
dan kering:
Bahan :
semua ikan sisik dan garam (konsentrasi 15-30)%
- Pindang Basah
Cara kerja:
Ikan disiangi (dibersihkan sisik
dan kotorannya)
Ikan selanjutnya direbus dalam
larutan garam 15-30% selama 10 – 30 menit
Ikan ditiriskan dan siap
disajikan atau diproses selanjutnya.
b. Pindang Kering
Cara kerja:
Ikan disiangi (dibersihkan sisik
dan kotorannya)
Ikan disusun berselang seling
dengan garam (secukupnya) dalam naya (keranjang bambu)
Kemudian direbus dalam kwali
tanah selama 30 – 60 menit air yang keluar dihilangkan.
Ulangi langkah tersebut (no.3)
sekali lagi tanpa air.
Ikan pindang kering siap
disajikan atau diproses lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar